Makassar (ANTARA News) - Sejumlah perguruan tinggi negeri dan swasta bersama Tim Health Professional Education Quality (HPEQ), Tim Rumah Sakit Pendidikan Nasional, dan Tim Proyek Islamic DeVelopment Bank (IDB), Minggu, meninjau dan studi banding ke Rumah Sakit Universitas Hasanuddin (RSUH).
Di dalam rombongan tersebut terdapat Kabag Perencanaan Dikti Dadang Sudaryanto, Kasubdit Program dan Evaluasi Dit Belmawa Dikti Endang Hendrawati, dan Executive Secretary HPEQ Dr dr Arsitawati
Direktur Utama Rumah Sakit Unhas Prof Dr dr Syamsu, Sp,PD, KAI, menjelaskan, kunjungan rombongan berjumlah 51 orang itu dari beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta tersebut dimaksudkan untuk melihat RS Unhas yang sudah dapat langsung operasional dengan dukungan dana yang belum memadai.
Sementara, beberapa perguruan tinggi lain yang sudah memprogramkan rumah sakit sejenis meski memiliki dana yang cukup belum dapat beroperasi.
Rektor Unhas Prof Dr dr Idrus A Paturusi menjelaskan, RS Unhas tidak hanya diperuntukkan bagi proses belajar mengajar di Fakultas Kedokteran, tetapi juga mencakup seluruh fakultas di Unhas.
Ia mencontohkan keterlibatan sejumlah unsur tenaga pendukung yang tidak mungkin ditangani oleh lulusan Fakultas Kedokteran.
"RS Unhas kini didukung 90 dokter spesialis, 61 calon pegawai negeri sipil, perawat dan tenaga kontrak dengan total 243 orang," kata Rektor.
Direktur Program Pendidikan Klinik RS Unhas Dr A Syahrir Passinringi, MS menjelaskan, tahun lalu Unhas memberikan dana Rp5 miliar melalui Fakultas Kedokteran guna memutar kegiatan operasional ini. "Tahun ini dikucurkan Rp12,7 miliar," sebut Syahrir Passinringi.
Saat ini, katanya, mulai diproses pencapaian ISO dan ISI. Guna menciptakan atmosfir akademik disiapkan sarana dan prasarana akademik yang memadai, antara lain dengan penyediaan komunikasi online.
Antara Januari hingga September 2010 tercatat 219 kunjungan yang diterima di RS dengan penghasilan Rp226 juta. Biaya operasional sudah diberikan namun belum optimal, katanya.
Masalah yang dihadapi adalah sumberdaya manusia yang masih terus berproses, peralatan yang belum lengkap, dan fasilitas lainnya.
Dekan Fakultas Kedokteran Unhas Prof dr Irawan Jusuf, PhD mengatakan, dalam menyelenggarakan pendidikan dokter dibutuhkan tenaga sumberdaya manusia, sarana dan prasarana, dan manajemen.
Selama ini pendidikan dokter dilaksanakan bekerja sama dengan RSUP Wahidin Sudirohusodo. Secara historis, pendidikan dokter di Makassar bekerja sama dan menggunakan seluruh rumah sakit di Makassar, Maros, dan Parepare sebagai tempat pendidikan dokter.
"Yang membedakan, rumah sakit pendidikan dengan rumah sakit nonpendidikan adalah pertama, rumah sakit pendidikan diarahkan untuk melaksanakan riset, sementara pada rumah sakit nonpendidikan praktik riset tidak dapat berjalan," ujarnya.
Kedua, seluruh tenaga pelayanan kesehatan berlangsung bersama-sama karena menuntut interprofesional. Ketiga, sejak tahapan akademik dan profesi sudah melibatkan klinik. Keempat, di rumah sakit nonpendidikan aspek manajemen dan pelayanan tidak nyambung.
Di rumah sakit pendidikan, pendidikan unsur ini harus nyambung. Kelima, rumah sakit pendidikan selain tempat pembentukan tenaga kesehatan yang benar, berkarakter, dan bermoral, tidak hanya memiliki kompetensi.
RS Unhas memiliki visi menjadi pelopor tepercaya dalam memadukan pendidikan, penelitian, dan pemeliharaan kesehatan yang bertaraf internasional, misinya menciptakan tenaga kerja professional yang berstandar internasional dalam pendidikan, penelitian, dan pemeliharaan kesehatan.
Menciptakan lingkungan akademik yang optimal untuk mendukung pendidikan, penelitian, dan pemeliharaan kesehatan. Melakukan pemeliharaan kesehatan secara terpadu dengan pendidikan dan penelitian yang berstandar internasional tanpa melupakan fungsi sosial. Mengembangkan jejaring dengan rumah sakit lain, baik regional maupun interen.
Hingga saat ini, RS Unhas memberikan layanan 24 jam untuk apotek, ambulans, emergensi, laboratorium radiologi, dan ruang operasi. Poliklinik spesialis yang ada, bedah ortopedi, bedah urologi, bedah anak, bedah saraf, bedah digestif, bedah plastik, bedah ongkologi, dan bedah thorax.
Non bedah, mata, THT, penyakit dalam, saraf+EEG, obsgyn, anak, gigi, jiwa, dan paru. Layanan unggulan, bayi tabung, trauma center, kanker center, kesehatan mata, saraf dan neurointervention center, diagnostik dini, dengan biomolekuler. (T.KR-AAT/F003)
Di dalam rombongan tersebut terdapat Kabag Perencanaan Dikti Dadang Sudaryanto, Kasubdit Program dan Evaluasi Dit Belmawa Dikti Endang Hendrawati, dan Executive Secretary HPEQ Dr dr Arsitawati
Direktur Utama Rumah Sakit Unhas Prof Dr dr Syamsu, Sp,PD, KAI, menjelaskan, kunjungan rombongan berjumlah 51 orang itu dari beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta tersebut dimaksudkan untuk melihat RS Unhas yang sudah dapat langsung operasional dengan dukungan dana yang belum memadai.
Sementara, beberapa perguruan tinggi lain yang sudah memprogramkan rumah sakit sejenis meski memiliki dana yang cukup belum dapat beroperasi.
Rektor Unhas Prof Dr dr Idrus A Paturusi menjelaskan, RS Unhas tidak hanya diperuntukkan bagi proses belajar mengajar di Fakultas Kedokteran, tetapi juga mencakup seluruh fakultas di Unhas.
Ia mencontohkan keterlibatan sejumlah unsur tenaga pendukung yang tidak mungkin ditangani oleh lulusan Fakultas Kedokteran.
"RS Unhas kini didukung 90 dokter spesialis, 61 calon pegawai negeri sipil, perawat dan tenaga kontrak dengan total 243 orang," kata Rektor.
Direktur Program Pendidikan Klinik RS Unhas Dr A Syahrir Passinringi, MS menjelaskan, tahun lalu Unhas memberikan dana Rp5 miliar melalui Fakultas Kedokteran guna memutar kegiatan operasional ini. "Tahun ini dikucurkan Rp12,7 miliar," sebut Syahrir Passinringi.
Saat ini, katanya, mulai diproses pencapaian ISO dan ISI. Guna menciptakan atmosfir akademik disiapkan sarana dan prasarana akademik yang memadai, antara lain dengan penyediaan komunikasi online.
Antara Januari hingga September 2010 tercatat 219 kunjungan yang diterima di RS dengan penghasilan Rp226 juta. Biaya operasional sudah diberikan namun belum optimal, katanya.
Masalah yang dihadapi adalah sumberdaya manusia yang masih terus berproses, peralatan yang belum lengkap, dan fasilitas lainnya.
Dekan Fakultas Kedokteran Unhas Prof dr Irawan Jusuf, PhD mengatakan, dalam menyelenggarakan pendidikan dokter dibutuhkan tenaga sumberdaya manusia, sarana dan prasarana, dan manajemen.
Selama ini pendidikan dokter dilaksanakan bekerja sama dengan RSUP Wahidin Sudirohusodo. Secara historis, pendidikan dokter di Makassar bekerja sama dan menggunakan seluruh rumah sakit di Makassar, Maros, dan Parepare sebagai tempat pendidikan dokter.
"Yang membedakan, rumah sakit pendidikan dengan rumah sakit nonpendidikan adalah pertama, rumah sakit pendidikan diarahkan untuk melaksanakan riset, sementara pada rumah sakit nonpendidikan praktik riset tidak dapat berjalan," ujarnya.
Kedua, seluruh tenaga pelayanan kesehatan berlangsung bersama-sama karena menuntut interprofesional. Ketiga, sejak tahapan akademik dan profesi sudah melibatkan klinik. Keempat, di rumah sakit nonpendidikan aspek manajemen dan pelayanan tidak nyambung.
Di rumah sakit pendidikan, pendidikan unsur ini harus nyambung. Kelima, rumah sakit pendidikan selain tempat pembentukan tenaga kesehatan yang benar, berkarakter, dan bermoral, tidak hanya memiliki kompetensi.
RS Unhas memiliki visi menjadi pelopor tepercaya dalam memadukan pendidikan, penelitian, dan pemeliharaan kesehatan yang bertaraf internasional, misinya menciptakan tenaga kerja professional yang berstandar internasional dalam pendidikan, penelitian, dan pemeliharaan kesehatan.
Menciptakan lingkungan akademik yang optimal untuk mendukung pendidikan, penelitian, dan pemeliharaan kesehatan. Melakukan pemeliharaan kesehatan secara terpadu dengan pendidikan dan penelitian yang berstandar internasional tanpa melupakan fungsi sosial. Mengembangkan jejaring dengan rumah sakit lain, baik regional maupun interen.
Hingga saat ini, RS Unhas memberikan layanan 24 jam untuk apotek, ambulans, emergensi, laboratorium radiologi, dan ruang operasi. Poliklinik spesialis yang ada, bedah ortopedi, bedah urologi, bedah anak, bedah saraf, bedah digestif, bedah plastik, bedah ongkologi, dan bedah thorax.
Non bedah, mata, THT, penyakit dalam, saraf+EEG, obsgyn, anak, gigi, jiwa, dan paru. Layanan unggulan, bayi tabung, trauma center, kanker center, kesehatan mata, saraf dan neurointervention center, diagnostik dini, dengan biomolekuler. (T.KR-AAT/F003)