Makassar (ANTARA) - Program vaksinasi COVID-19 di Sulawesi Selatan telah dimulai sejak 14 Januari 2021. Wakil Gubernur Andi Sudirman Sulaiman tercatat sebagai orang pertama di provinsi itu yang menerima vaksin.

Jika merunut ke waktu itu, program vaksinasi di daerah yang memiliki 24 kabupaten dan kota tersebut sudah berjalan lebih sebulan lamanya. Sesuai dengan target, tim Satgas COVID-19 masih memiliki waktu kurang dari setengah bulan untuk merampungkan vaksinasi tahap pertama yang diprioritaskan bagi tenaga kesehatan itu.

Waktu kurang lebih 10 hari bukanlah waktu yang lama jika melihat kuota penerima vaksin yang mencapai puluhan ribu. Sebaliknya waktu yang terbatas itu, juga pada dasarnya bukan hal yang tidak mungkin untuk menyelesaikan vaksinasi tahap pertama yang ditargetkan selesai akhir Februari 2021.

Untuk mengoptimalkan pemanfaatan waktu yang tersisa sekaligus merealisasikan sesuai target, tentunya dibutuhkan kerja yang tidak biasa. Artinya tak hanya bekerja standar namun betul-betul menyiapkan strategi dan perencanaan matang agar vaksinasi lebih efektif dan berlangsung cepat.

Kenyataan itu juga sudah disadari sehingga menjadi perhatian. Satgas COVID-19 juga telah melakukan antisipasi dengan mengambil kebijakan jenius yang bertujuan memangkas waktu administrasi guna mempercepat vaksinasi.

Upaya itu, di antaranya ketika sebelumnya penerima vaksin akan lebih dahulu didata dan dilakukan pengecekan, baru kemudian dimasukkan ke sistem data terpadu. Selanjutnya akan menerima notifikasi pemberitahuan melalui SMS Blast dari ID Pengirim: PEDULICOVID.

Namun dalam pelaksanaannya, sistem ini memiliki kekurangan di antaranya karena lambat memberikan informasi notifikasi pemberitahuan melalui SMS Blast.

Menghadapi persoalan perlambatan itu, maka Dinkes Makassar mengambil kebijakan baru untuk melakukan secara manual.

Artinya, siapa saja tenaga kesehatan yang hadir di tempat-tempat vaksinasi dengan membawa surat-surat yang menunjukkan bahwa dirinya nakes, akan langsung diproses dan dilayani untuk keperluan vaksinasi.

Setelah dinyatakan layak atau memenuhi syarat-syarat vaksinasi, maka langsung dilakukan vaksinasi. Adapun untuk datanya baru akan dimasukkan ke sistem informasi setelah selesai vaksin.

"Ini salah satu yang sempat menjadi kendala. Kita lakukan evaluasi dan memutuskan beralih ke sistem manual," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Makassar Agus Djaja Said.

Dinkes Makassar bersama Satgas COVID-19 juga terus merutinkan vaksinasi massal dan serentak, baik untuk penyuntikan dosis pertama maupun kedua bagi nakes.

Satgas melakukan vaksinasi serentak di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan yang juga mudah dijangkau, seperti rumah sakit, puskesmas dan pos terpadu lainnya. Khusus untuk pusat kesehatan masyarakat itu dilakukan serentak di 47 puskesmas di Makassar.

Vaksinasi di puskesmas juga masih akan terus dilakukan untuk mempercepat proses vaksinasi tahap pertama bagi nakes.

Libatkan banyak pihak

Dalam upaya semakin mendorong perampungan program vaksinasi, Dinkes Makassar juga melibatkan Politeknik Kesehatan (Poltekkes). Dengan banyaknya lokasi vaksinasi massal diharapkan semakin mempercepat tercapainya target.

Yang terbaru, melaksanakan vaksinasi massal di GOR JK Arenatorium Kampus Unhas Makassar selama tiga hari berturut-turut, pada 15-17 Februari 2021.

Dinas Kesehatan Sulsel masih terus melakukan vaksinasi COVID-19 terhadap tenaga kesehatan. Secara prosedural, nakes dijadwalkan menerima Vaksin Sinovac sebanyak dua dosis, dengan jarak 14-28 hari antara penyuntikan perdana dan kedua.

Untuk dosis pertama, sudah ada 44.579 orang atau 68,74 persen. Sementara dosis kedua ada 5.859 orang atau sembilan persen nakes yang telah disuntik vaksin COVID-19. Data tersebut diambil sejak 14 Januari hingga 16 Februari 2021, dari laporan harian manual kabupaten/kota.

Adapun rincian realisasi vaksinasi COVID-19 berdasarkan laporan harian yakni Kepulauan Selayar sebanyak 101 nakes dosis pertama, 64 nakes dosis kedua. Bantaeng, 29 nakes dosis pertama, 62 nakes dosis kedua. Jeneponto, 126 nakes dosis pertama, 43 dosis kedua.

Selanjutnya, Takalar (41 nakes dosis pertama, 97 dosis kedua), Gowa (65 nakes dosis pertama, 59 dosis kedua), Kabupaten Sinjai (98 nakes dosis pertama, 253 dosis kedua), Maros (18 nakes dosis pertama 32 dosis kedua), Pangkep (176 nakes dosis pertama 292 dosis kedua), Barru (41 nakes dosis pertama 42 dosis kedua).

Kemudian Kabupaten Bone sebanyak 184 nakes dosis pertama dan tidak untuk dosis kedua, Soppeng (37 nakes dosis pertama 305 dosis kedua), Wajo (118 nakes dosis pertama dan tidak ada di dosis kedua), Sidrap (tidak ada nakes didosis pertama 12 didosis kedua), Pinrang juga tidak nakes didosis pertama dan 515 didosis kedua.

Berikutnya, Enrekang (37 nakes didosis pertama dan tidak ada didosis kedua), Tana Toraja (27 nakes dosis pertama 128 dosis kedua), Luwu Utara (65 nakes dosis pertama 31 dosis kedua), Lutim (29 nakes dosis pertam 307 dosis kedua, Toraja Utara 32 nakes dosis pertama dan tidak ada didosis kedua), Makassar (218 nakes dosis pertama 312 dosis kedua), Parepare (84 nakes dosis pertama 267 dosis kedua), sedangkan Bulukumba dan Luwu belum melaporkan data harian.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Sulsel dr Nurul A.R. menyebut proses vaksinasi di kabupaten/kota terus berjalan. Setiap hari, ada laporan harian jumlah nakes yang divaksin untuk direkapitulasi Dinkes Sulsel.

Selain itu, ada 10.059 atau 15,51 persen nakes yang ditunda mendapatkan vaksinasi dosis pertama dikarenakan beberapa faktor. Kemudian, ada 123 nakes yang ditunda mendapatkan vaksinasi dosis kedua.

Persyaratan penerima vaksin kini semakin melebar. Banyak nakes yang sebelumnya tidak memenuhi syarat, kini sudah bisa divaksin. Contohnya tekanan darah kini berkisar 180/110, lansia sudah bisa divaksin.

Selanjutnya penderita kanker yang sudah stabil pun juga sudah boleh, ibu menyusui dan penyintas COVID-19 kini juga lolos skrining.

Ketua Satgas COVID-19 Unhas Prof. dr. Budu, Sp.M(K), Ph.D, MEd.Ed menyampaikan pihaknya turut mengambil bagian pada kolaborasi vaksinasi massal yang melibatkan Pemprov Sulsel, Pemkot Makassar, rumah sakit vertikal di Makassar, RSPTN Unhas, dan FK Unhas.

Unhas dalam kolaborasi ini mendukung penyiapan lokasi dan logistik untuk pelaksanaan vaksinasi ini, sedangkan tenaga vaksinator berasal dari pusat kesehatan masyarakat di Kota Makassar dan tenaga medis yang melakukan skrining awal disiapkan oleh RS Wahidin dan RS Unhas.

Keterlibatan Unhas sekaligus bagian dari Tridarma Perguruan Tinggi dengan harapan memberikan manfaat kepada masyarakat luas. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi bentuk kontribusi untuk menekan penyebaran COVID-19.

Kolaborasi yang dilakukan satgas, pemerintah, perguruan tinggi, tenaga kesehatan, TNI-Polri, hingga masyarakat begitu dibutuhkan demi tercapainya target vaksinasi COVID-19 di Sulsel.

Pewarta : Abdul Kadir
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024