Makassar (ANTARA News) - Makassar sebagai kota metropolitan membutuhkan lampu pengatur lalu lintas (traffic light) dengan menggunakan teknologi berbasis Area Traffic Control System (ATCS).

Ketua Tim Penilai Tahap III Penghargaan Wahana Tata Nugraha 2011, Carlos Manik saat melakukan pertemuan dengan Wakil Wali Kota Makassar, Supomo Guntur, di Makassar, Jumat, mengatakan, Kota Makassar sebagai kota metropolitan di Indonesia sudah sepantasnya menggunakan teknologi tinggi untuk mengatur lalu lintas.

"Perkembangan industri dan penduduk di Makassar cukup pesat dan sudah masuk kategori kota metropolitan. Harusnya, penggunaan traffic light juga harus menggunakan teknologi tinggi yang berbasisi ATCS," ujarnya.

Ia mengatakan, "traffic light" yang berbasis ATCS adalah telnologi yang bisa mengatur secara otomatis lampu hijau dan lampu merah dan bergantung pada kepadatan kendaraan.

Umumnya, kota-kota besar ataupun kota metropolitan di Indonesia maupun di luar negeri sudah menggunakan teknologi tersebut untuk menunjang kelancaran arus lalu lintas agar tidak terjadi kemacetan yang panjang.

Beberapa kota metropolitan di Indonesia yang telah menggunakan traffic light berbasis ATCS, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Bogor, Malang dan Palembang.

"Dengan ATCS jalur jalan yang padat kendaraan akan lebih cepat menyala lampu hijaunya dibanding lampu merahnya karena ATCS memiliki sensor otomatis," jelasnya.

Makanya, saat berada di Makassar dan menyusuri beberapa jalan protokol dirinya belum melihat lampu pengatur lalu lintas yang menggunakan teknologi berbasis ATCS. Karena itu, dirinya menyarankan kepada Pemerintah Kota Makassar agar sregera menggunakannya.

"Sejak saya menginjakkan kaki di Makassar dan menyusuri beberapa jalan-jalan protokol saya belum melihat ada traffic light. Makanya, saya heran kenapa Makassar belum menggunakan sistem ini," tambahnya.

Wakil Wali Kota Makassar Supomo Guntur mengatakan bahwa persoalan kemacetan arus lalu lintas di Makassar saat Ini sudah tergolong memprihatinkan.

"Makanya kita berusaha mencari solusi dalam mengatasi kemacetan arus lalulintas. Termasuk mengubah transportasi massal," ujarnya. (T.KR-MH/B012)

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024