Madiun (ANTARA) - Sebanyak empat embung di Kecamatan Ngariboyo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, berpotensi dikembangkan menjadi tempat wisata, selain berfungsi sebagai pengairan pertanian.
"Ada empat embung di wilayah Ngariboyo yang tidak hanya dimanfaatkan sebagai fungsi pengairan, namun juga akan diproyeksikan menjadi objek wisata supaya lebih menarik," ujar Camat Ngariboyo Arief Ridwan di Magetan, Senin.
Menurut dia, empat embung tersebut adalah Titang Krajan di Desa Baleasri, serta Selotinah, Pendem, dan Klumpit di Banyudono.
Guna mewujudkan itu, Arief segera berkoordinasi dan meminta dukungan pembangunan ke pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo. Sedangkan pengelolaan wisatanya nantinya akan diurusi oleh masing-masing pemerintah desa.
"Di Embung Titang Krajan, misalnya, pengunjung bisa berwisata sembari memberi makan ikan," katanya.
Sedangkan, di Embung Pendem, embung tersebut telah dilengkapi sejumlah fasilitas umum guna mendukung fungsinya sebagai tempat wisata seperti kursi taman, toilet, dan sejumlah fasum penunjang lainnya.
Embung Pendem mampu menampung air hingga 100 ribu meter kubik. Dana pembangunan yang dikucurkan pemerintah pusat mencapai Rp14,9 miliar. Embung tersebut bisa mengairi sawah di tiga desa dua kecamatan yakni Desa Ngariboyo dan Pendem di Kecamatan Ngariboyo serta Joketro, Kecamatan Parang, yang sangat rawan kekeringan.
Kecamatan Ngariboyo merupakan salah satu dari sejumlah wilayah di Magetan yang rawan kekeringan saat musim kemarau. Untuk mengatasi tersebut pemerintah melalui BBWS Bengawan Solo di antaranya telah membangun sejumlah embung guna membantu pengairan petani setempat.
Dalam perkembangannya, fungsi sejumlah embung tersebut tidak hanya sebagai irigasi, namun juga untuk wisata, sehingga mampu menggerakkan perekonomian warga setempat.
"Ada empat embung di wilayah Ngariboyo yang tidak hanya dimanfaatkan sebagai fungsi pengairan, namun juga akan diproyeksikan menjadi objek wisata supaya lebih menarik," ujar Camat Ngariboyo Arief Ridwan di Magetan, Senin.
Menurut dia, empat embung tersebut adalah Titang Krajan di Desa Baleasri, serta Selotinah, Pendem, dan Klumpit di Banyudono.
Guna mewujudkan itu, Arief segera berkoordinasi dan meminta dukungan pembangunan ke pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo. Sedangkan pengelolaan wisatanya nantinya akan diurusi oleh masing-masing pemerintah desa.
"Di Embung Titang Krajan, misalnya, pengunjung bisa berwisata sembari memberi makan ikan," katanya.
Sedangkan, di Embung Pendem, embung tersebut telah dilengkapi sejumlah fasilitas umum guna mendukung fungsinya sebagai tempat wisata seperti kursi taman, toilet, dan sejumlah fasum penunjang lainnya.
Embung Pendem mampu menampung air hingga 100 ribu meter kubik. Dana pembangunan yang dikucurkan pemerintah pusat mencapai Rp14,9 miliar. Embung tersebut bisa mengairi sawah di tiga desa dua kecamatan yakni Desa Ngariboyo dan Pendem di Kecamatan Ngariboyo serta Joketro, Kecamatan Parang, yang sangat rawan kekeringan.
Kecamatan Ngariboyo merupakan salah satu dari sejumlah wilayah di Magetan yang rawan kekeringan saat musim kemarau. Untuk mengatasi tersebut pemerintah melalui BBWS Bengawan Solo di antaranya telah membangun sejumlah embung guna membantu pengairan petani setempat.
Dalam perkembangannya, fungsi sejumlah embung tersebut tidak hanya sebagai irigasi, namun juga untuk wisata, sehingga mampu menggerakkan perekonomian warga setempat.