Makassar (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan kembali meminta bantuan anggaran untuk rehabilitasi perbaikan irigasi pertanian kepada Pemerintah Pusat, mengingat wilayah ini merupakan salah satu provinsi yang ditunjuk sebagai daerah penyangga ketahanan pangan di Indonesia.

"Sulsel memiliki eksisting irigasi sebanyak 58 ribu dan fungsional hanya ada 56 persen. Berarti, praktis masih ada sekitar 20 ribu plus minus belum aktif kembali karena kerusakan dan sebagainya. Butuh rehab kurang lebih Rp300 milliar," sebut Pelaksanaan tugas (Plt) Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman di Makassar, Jumat.

Permintaan bantuan anggaran tersebut, kata dia, sudah disampaikan langsung kepada Presiden Joko Widodo saat kunjungan kerja sekaligus peresmian Kolam Regulasi Nipa-Nipa di Kabupaten Maros, Sulsel, kemarin.

Bila anggaran itu tersedia, lanjut Sudirman, maka tentu akan berdampak positif pada hasil pertanian utamanya pemenuhan pangan. Sebab, sejauh ini produksi beras di Sulsel masih mengalami stagnanisasi.

"Dan itu (bantuan anggaran) bisa mengembalikan delapan ribu hektare, untuk menjalankan kembali fungsi irigasi di Sulsel," harap adik kandung mantan Menteri Pertanian Amran Sulaiman ini.

Mengenai dengan kesiapan lahan, kata Sudirman, sudah disiapkan dan tidak ada pembebasan lahan, karena Calon Penerima dan Calon Lokasi (CPCL) sudah jelas, sehingga anggaran untuk dialokasikan pada pembebasan lahan warga nyaris tidak ada. Bahkan untuk desain sudah ada tinggal direvisi.

"Insya allah ke depan (berjalan), kami juga sudah angkat di tingkat provinsi. Tapi kemampuan kami (Pemprov) hanya 10 persen, dua persen, tiga persen per-tahun karena anggaran (minim)," beber dia.

Sedangkan untuk pertumbuhan ekonomi Sulsel saat ini, berada di angka 0,7 persen di atas ekonomi nasional. Namun demikian, tambah Sudirman, bila melihat sektor pertanian, paling tertekan di mana pertumbuhan hanya 21 persen dan minus tiga persen terhadap ekonomi di Sulsel.
  Presiden Joko Widodo (tengah) saat meresmikan Kolam Regulasi Nipa-nipa, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Kamis (18/3/2021) FOTO/HO/Biro Humas Setpres.

Sebelumnya, Presiden Jokowi saat meresmikan Kolam Regulasi Nipa-Nipa, Kabupaten Maros Sulsel, Kamis (18/3) merespons keinginan Pemprov Sulsel terkait sejumlah permintaan Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman terkait bantuan anggaran.

"Tadi pak gub masih meminta banyak sekali yang kurang di Sulsel. Pagi tadi, baru saja kami meresmikan bandara di Tator hampir satu triliun. Ada juga beberapa di Sulsel yang mungkin tahun ini kita juga akan resmikan," papar Jokowi. Dan alhamdulillah, hari ini kita resmikan, operasikan karena telah selesai di bangun selama lima tahun kolam regulasi Nipa-nipa," papar Jokowi.

Mantan Gubenur DKI Jakarta ini menambahkan, ini adalah kolam pengaturan air, terutama pengaturan banjir dan genangan yang ada di Makassar. Lokasi kolam regulasi tersebut berada di tiga wilayah Maros, Makassar, dan Gowa, sehingga fungsinya banyak.

Kolam tersebut menghabiskan anggaran Rp320 miliar dengan luas 83 hektare, sangat luas sekali hampir mirip waduk dan tampungan debit airnya 2,7 juta meter kubik. Sehingga ini bisa mengurangi banjir dari sebelumnya sekitar 45 persen.

"Kita harapkan, infrastruktur ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya meningkatkan daya dukung dan kemajuan di Sulawesi Selatan, " tambah mantan Wali Kota Solo itu.

Pewarta : M Darwin Fatir
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024