Bantaeng, Sulsel (ANTARA News) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof Dr Anwar Makkatutu Bantaeng, Sulawesi Selatan, dijadikan pusat pelayanan penyakit jantung dan mata di bagian selatan Sulsel.

Sebagai tanda resminya RS tersebut menangani kedua jenis penyakit itu, dilakukan penandatanganan naskah kesepakatan (MoU) antara Direktur RSUD Prof Dr Anwar Makkatutu dr HM Syafruddin Nurdin, MKes, dengan Kepala Bagian Jantung (Cardiac Centre) RSU Wahidin Sudiro Husodo Prof Dr dr Ali Aspar Mappahiya dan Kepala Bagian Mata Fakultas Kedokteran Unhas Prof Dr dr Habibah, di Bantaeng, Sabtu.

Penandatanganan yang disaksikan Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah merupakan rangkaian peresmian Gedung Instalasi Rawat Darurat (IRD) dan Poliklinik Spesialis RSUD Prof Dr Anwar Makkatutu.

Ahli jantung RS Wahidin Sudiro Husodo Prof Dr dr Ali Aspar Mappahiya dan ahli mata Fakultas Kedokteran Unhas Prof Dr dr Habibah serta penggagas Rumah Sakit Maritim Dr dr Nurdin Perdana pada kesempatan itu melakukan testimoni.

Prof Ali Aspar mengatakan, penunjukkan RSUD Bantaeng menjadi pusat pelayanan penyakit jantung di bagian selatan Sulsel merupakan bagian dari perluasan pelayanan setelah kegiatan yang sama di Sorowako dan Parepare.

Menurutnya, meski petugas Cardiac Centre sangat terbatas (kurang dari 10 orang), namun pihaknya berupaya memberikan pelayanan terbaik kepada penderita penyakit penyebab kematian nomor satu di dunia itu.

Penyakit ini menunjukkan kecenderungan kenaikan. "Kita prihatin dan sekaligus menjadi tantangan. Karena itu, kami memperlebar pelayanan agar tidak menumpuk di satu tempat," katanya.

Pelayanan di RSUD Bantaeng setaraf dengan di RS Wahidin dan diharapkan mengantisipasi penderita penyakit jantung di Bone, Sinjai, Selayar, Bulukumba, Jeneponto dan daerah lainnya di bagian selatan Sulsel, tambahnya.

Ahli penyakit jantung RS Wahidin itu berharap, perluasan pelayanan ke bagian selatan Sulsel ini dapat mengurangi angka kematian akibat penyakit jantung. Agar sumber daya manusia yang dapat memberikan pelayanan semakin banyak, diharapkan semakin banyak dokter yang mempelajari penyakit ini.

"Kami berharap di RS ini menjadi tempat belajar agar semakin banyak yang memiliki kompetensi di bidang penyakit jantung, terlebih dengan adanya peralatan moderen yang sudah dimiliki RS Bantaeng," tuturnya.

Demikian pula dengan penderita penyakit mata. RS Bantaeng kini memiliki peralatan moderen. Bahkan ada alat yang tidak dimiliki rumah sakit di Makassar. Dengan peralatan tersebut, kemungkinan RS Bantaeng dijadikan pusat rujukan untuk penyakit mata di Sulsel.

Dengan posisinya yang berada di tepi pantai, RS Bantaeng juga dapat dijadikan RS Maritim untuk mengantisipasi penyakit yang diderita masyarakat di pesisir dan kepulauan, tambah Dr dr Nurdin Perdana, penggagas rumah sakit kelautan tersebut.

Untuk menjangkau masyarakat pesisir dan pulau tersebut, harus disiapkan fasilitas ambulance laut. Ia berharap, peralatan canggih yang dimiliki RS Bantaeng tersebut ditangani tenaga ahli agar dapat digunakan dalam jangka waktu lama.

Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah mengatakan, RS Bantaeng tak hanya dijadikan Hospital Marine tetapi juga dirancang menjadi Tourism Hospital.

"Kami berharap, dengan letak yang strategis, masyarakat di bagian selatan Sulsel memanfaatkan dengan baik. Bahkan, kita berharap, pasien yang datang, belum diobati sudah sembuh karena pemandangan yang berbeda dengan rumah sakit lainnya," ucap Bupati.

Ia juga berharap kepada pengelola RSUD Prof Anwar Makkatutu agar memiliki standar pelayanan yang sama meski kelasnya berbeda. "Boleh saja kelas berbeda, namun pelayanan harus tetap standar," pintanya.

Bupati berharap, pembangunan gedung baru RSUD Anwar Makkatutu secepatnya dilaksanakan. Gedung baru tersebut dirancang berlantai delapan di atas lahan hasil revitalisasi pantai seruni.

Sebelumnya, Direktur RSUD Prof Dr Anwar Makkatutu melaporkan, pembangunan IRD berukuran 18 X 25 meter bujur sangkar yang dibangun di atas tanah revitalisasi tersebut dilakukan akhir September 2010.

Untuk memberikan pelayanan terbaik, ruang tersebut dibagi tiga masing-masing untuk pelayanan administasi di bagian tengah, sedang bagian kanan ruang tindakan bedah dan bagian kiri untuk tindakan non bedah.

Untuk mengantisipasi pengembangan rumah sakit ini, manajemen RSUS Bantaeng sudah melakukan pengembangan sumber daya manusia (SDM), baik kualitas maupun kuantitasnya.

Selain itu, juga dilakukan pengembangan kelembagaan karena target tahun ini RSUD Bantaeng menjadi Badan Layanan Umum (BLU) yang kini sudah dalam tahap persiapan serta pengembangan produk layanan yang diwujudkan dalam bentuk pembukaan pelayanan klinik jantung dan mata, jelas dr Syafruddin Nurdin.(T.KR-AAT/F003)

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024