Makassar (ANTARA) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulsel mengoptimalkan layanan Pusat Informasi Perdagangan (PIP) secara digital untuk memantau harga sembako di lapangan.

"Kami bersama instansi terkait lainnya yang tergabung dalam Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sulsel, mengoptimalkan PIP untuk pantau harga sembako jelang Ramadhan 1442 Hijriah," Kata Disperindag Sulsel Ashari Fakhsirie Radjamilo di Makassar, Jumat.

Dia mengatakan, PIP tersebut yang memuat jenis-jenis sembako akan menginformasikan harga di tingkat petani, pedagang dan konsumen selaku pembeli.

Menurut dia, secara umum harga sembako di sejumlah pasar tradisional di Makassar masih cukup stabil sehingga tidak terlalu mempengaruhi inflasi.

"Yang jelas kami memantau terus tiga pasar besar di Makassar yakni Pasar Terong, Pa'baeng-baeng dan Pasar Maricayya," katanya.

Dia mengatakan, komoditi pemicu inflasi seperti cabai, daging ayam ras dan gula pasir juga menjadi perhatian khusus tim TPID Sulsel.

Sebagai gambaran, harga cabai di lapangan yang sembat melonjak di atas Rp100 ribu per kilogram, maka pada akhir Maret 2021 sudah turun menjadi Rp76 ribu per kg.

Sedang harga gula pasir masih berada di sekitar harga eceran tertinggi (HERT) Rp12.500 per kilogram yakni Rp13 ribu per kg.

Untuk harga daging ayam ras rata-rata dijual Rp33 ribu per kilogram, sehingga untuk satu ekor ayam seberat 1,5 kilogram dijual seharga Rp51 ribu atau naik dari harga sebelumnya yang masih Rp45 ribu per ekor. Suasana salah satu pasar tradisional, Pasar Terong di Makassar. ANTARA/ Suriani Mappong
 

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024