Makassar (ANTARA) - Bupati Sinjai Andi Seto Asapa (ASA) mengapresiasi Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Istiqamah Puce'e yang telah menikmati hasil dari budidaya ikan lele dengan sistem bioflok, bantuan Kementerian Kelautan dan Perikanan yang difasilitasi Pemkab Sinjai pada 2020.

“Bantuan ini diberikan kepada empat pesantren di Sinjai dengan harapan dapat dikelola dan dikembangkan secara mandiri oleh warga pesantren sehingga tingkat perekeonomiannya bisa berkembang,” kata Bupati ASA dalam keterangannya, Sabtu (3/4).

ASA optimistis dengan adanya budidaya ini dapat menjadikan sebagai pondok pesantren modern, dan meminta budidaya ikan ini agar dijaga dengan baik dengan harapan pesantren kedepan bisa  hidup mandiri.

“Kami dari pemerintah akan terus memberikan perhatian bagaimana supaya pengembangan ikan nila maupun ikan lele ini dapat berjalan dengan baik, termasuk dari segi pemasaran yang saat ini menjadi kendala pihak pondok pesantren,” ujarnya.

Dia menambahkan, Pemkab akan terus memberikan perhatian kepada pondok pesantren, seperti halnya bantuan dana hibah dan program tahfidz yang saat ini telah berjalan. Kolam ikan sistem bioflok (ANTARA/HO-Humas Diskominfo Sinjai)
Sementara itu, Pembina Pondok Pesantren  Darul Istiqamah Puce'e  Rahmatullah menyampaikan terima kasih kepada Bupati ASA yang telah memberikan perhatian khususnya di sektor perikanan melalui budidaya ikan lele.

“Insya Allah apa yang menjadi amanah dari Pemda Sinjai akan kami manfaatkan dengan baik, agar dapat dinikmati oleh penghuni pondok,” ujarnya.

Menurut Rahmatullah, pada 2020 pihaknya mendapatkan bantuan bioflok dari pemerintah sebanyak 20 kolam ikan serta bantuan bibit ikan lele masing-masing 300 ekor per kolam.

Menurut dia, membudidayakan lele dengan sistem bioflok memiliki tantangan tersendiri sehingga diawal budidaya sempat mengalami kegagalan akibat para santri belum berpengalaman dalam pengelolaannya.

Namun seiring waktu serta adanya bantuan dari konsultan perikanan, budidaya ikan lele di Pesantren ini membuahkan hasil dan kini sudah dinikmati.

"Alhamdulillah tiga bulan terakhir ini budidaya ikan lele maupun ikan nila yang ada di kolam sudah kita nikmati dan hasilnya cukup memuaskan,  para warga pesantren sudah menikmati hasilnya," jelasnya.

Menurut Rahmatullah, kolam ini dikelola oleh para santri secara mandiri dan dominan hasilnya juga dikonsumsi oleh para santri itu sendiri sebagai lauk untuk makanan sehari-hari.

"Selama ini masih dominan untuk konsumsi para santri karena konsumen ikan lele diluar agak susah karena orang-orang tertentu saja yang mau beli.  Kalau ada yang pesan kita siapkan dan harganya 15 ribu rupiah per kilogram," bebernya.

Lebih lanjut Rahmatullah mengungkapkan bahwa keberadaan bioflok ini telah memberikan dampak positif dalam perekonomian pesantren dan telah memberdayakan para santri dalam pengembangan perikanan.

"Sejak adanya bioflok ini,  tingkat perekonomian pesantren semakin meningkat dan para santri juga semakin berdaya dengan mengelola kolam ikan ini sehingga aktivitas mereka juga tidak hanya sekedar belajar agama," ujarnya.

Bioflok adalah sebuah sistem pemeliharaan ikan lele dengan metode menumbuhkan mikroorganisme yang berfungsi sebagai pengolah lombah budidaya lele itu sendiri. Limbah pada budidaya lele diolah menajdi gumpalan-gumpalan yang berbentuk kecil atau bisa disebut sebagai flok/floc.

Flok tersebut kemudian akan dimanfaatkan sebagai pakan alami lele. Untuk menumbuhkan mikroorganisme dapat dipacu engan cara kultur bakteri non pathogen atau probiotik, serta menggunakan aerator dalam kolam untuk menyuplai oksigen sekaligus sebagai pengaduk air di dalam kolam. (*/Inf)

Pewarta : Darim
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024