Makassar (ANTARA News) - Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin berencana meluncurkan produk herbal untuk pengobatan gangguan hati yang berbahan baku daun tanaman Paliasa (kleinhovia hospita linn), pada Juni tahun ini.

Kepala Laboratorium Farmakognosi Fitokimia Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Gemini Alam di Makassar, Senin, mengatakan, produk herbal Paliasa dinyatakan siap memasuki pasar farmasi setelah melalui rangkaian riset bekerja sama Technology Park Malaysia (TPM).

"Universitas Hasanuddin sudah melakukan penelitian daun Paliasa sejak tahun 1990. Namun, komersialisasi hasil penelitian baru kami rintis sejak bekerja sama dengan TPM pada tahun 2009. Untuk jaminan mutu, kami yang memegang lisensinya," katanya.

Daun Paliasa ini sangat berguna untuk menyembuhkan penyakit-penyakit hati seperti liver, tipes dan hepatitis. Bahkan bisa juga untuk menurunkan tekanan darah.

Menurutnya, ada lima macam produk herbal Paliasa yang akan langsung dilempar ke pasar global tersebut. Yakni untuk pengobatan berbentuk kapsul dan tas "teh celup". Sementara untuk pemeliharaan kesehatan diproduksi dalam bentuk minuman instan dengan tiga rasa, susu kambing, susu kedelai.

Gemini menjelaskan, wilayah basis bahan baku produk herbal tersebut terdapat di Kabupaten Bone, Pangkep dan Takalar. Mereka juga menyiapkan lahan kebun tanaman obat seluas satu hektare untuk menunjang penelitian lanjutan dan kelanjutan pasokan bahan baku di kawasan Bengo-Bengo, Kabupaten Maros.

Sampai saat ini, dengan jumlah kapasitas bahan baku yang ada, produksi dapat mencapai 10 juta kapsul per bulan. Gemini optimistis, jumlah produksi dapat ditingkatkan sebab tanaman Paliasa bersifat endemik atau mudah dibudidayakan.

"Lima kilogram Paliasa bisa menjadi 5.000-10.000 kapsul. Tapi berapapun kebutuhan masyarakat nantinya, kami optimistis bisa memenuhi sebab Paliasa itu endemik," ujarnya.

Ia menambahkan, Fakultas Farmasi Unhas sudah berhasil memformulasikan sejumlah produk herbal dari tanaman-tanaman lokal, namun belum bisa dipabrikasi karena terkendala pada tahap pemasaran.

Diharapkannya, pemerintah dapat menaruh perhatian lebih pada hasil-hasil penelitian akademisi Unhas, terlebih produk yang bisa diproduksi massal sehingga memberi manfaat bagi masyarakat.

"Mahasiswa kami sering melakukan kunjungan ke daerah-daerah untuk mengidentifikasi obat-obatan tradisional yang sering digunakan masyarakat. Sebagai bagian dari kearifan lokal, biasanya resep yang mereka gunakan manjur. Tapi tentu saja itu memerlukan penelitian ilmiah lebih lanjut," ujarnya.(T.KR-AAT/Z002) 


Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024