Putussibau, Kapuas Hulu (ANTARA) -
Potensi ekspor ikan Arwana asal Kapuas Hulu Kalimantan Barat menjadi salah satu pembahasan dalam Webinar Internasional bersama Duta Besar (Dubes) RI di Republik Rakyat China dan Mongolia dalam rangka menggali potensi ekonomi Kalbar-Tiongkok pasca pandemi.
 
"Salah satu potensi ekspor yang dibahas yaitu ikan Arwana asal Kapuas Hulu, tetapi masih terbentur regulasi karena eksportir bukan kewenangan Pemkab Kapuas Hulu," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kapuas Hulu Kalimantan Barat Mohd Zaini, saat Webinar Internasional bersama Dubes RI di Tiongkok melalui virtual, di Ruang Rapat Bupati Kapuas Hulu, Jumat.
 
Selama ini untuk ikan Arwana untuk eksportirnya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KPP), bahkan sebelumnya melalui Badan Komservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), tentu itu perlu dijajaki untuk regulasi kedepannya agar daerah punya adil minimal melalui regulasi retribusi.
 
 Pemkab Kapuas Hulu melalui dinas terkait akan koordinasi terutama pendataan jumlah ikan Arwana yang keluar daerah, tentu itu menyangkut retribusi yang dapat mendatangkan pendapatan daerah.
 
"Selama ini untuk ekspor mungkin melalui Jakarta atau pun daerah lain, kedepannya bagaimana potensi ikan Arwana itu juga dapat mendatangkan pendapatan daerah," kata Zaini.
 
Wakil Gubernur Kalimantan Barat Ria Norsan menyampaikan potensi Kalimantan Barat selain hasil alam, perikanan juga terdapat potensi wisata yang dapat dijual di pasaran internasional terutama untuk Tiongkok.
 
"Kita sudah beberapa produk yang di ekspor ke Tiongkok, seperti timah, bauksit, sarang walet dan produk lainnya," ucap Ria Norsan.
 
Dubes RI untuk Republik Rakyat Tiongkok dan Mongolia Djauhari Oratmagun mengatakan Kalimantan Barat banyak potensi yang bisa di ekspor terutama ke China, apalagi secara bilateral hubungan Indonesia dan Tiongkok sudah sangat baik.
 
"Hubungan Indonesia dan China bukan sekedar teman, tetapi sudah menjadi sahabat, tentu ada kerjasama yang bisa secara spesial," ucap Djauhari.
 
Potensi Kalbar yang dapat di pasarkan yaitu pertambangan diantaranya intan, bauksit, alumunium, nikel, batu bara, biji besi, emas dan perak.
 
Untuk bidang pertanian dan hasil hutan yaitu kepala sawit, sarang burung walet, karet, kepala dan jagung. Bidang pariwisata yaitu alam, bahari, sejarah dan budaya.
 
Sedangkan untuk bidang kekayaan laut yaitu mutiara, arwana, gabus, jelawat, toman, belida, paten, baung, tapah, cat fish.
 
"Silahkan pasarkan potensi kekayaan Kalbar ke pasar dunia, bisa menggunakan teknologi secara online, karena saat ini kehidupan terutama di pasar dunia menggunakan media sosial," pesan Djauhari.
 
Ia pun berkeinginan langsung berkunjung ke Provinsi Kalimantan Barat selain bersilahturahmi, Djauhari juga ingin mempromosikan potensi yang ada di Kalbar.
 
Webinar internasional tersebut diselenggarakan oleh Perum LKBN ANTARA Biro Kalimantan Barat dengan pemateri Dubes RI untuk Republik Rakyat Tiongkok dan Mongolia Djauhari Oratmagun, Atase Perdagangan KBRI Beijing Marina Novira Anggraini dan Wakil Gubernur Kalimantan Barat Ria Norsan yang dilaksanakan secara virtual di ikuti oleh kepala daerah dan organisasi pelaku usaha se Kalimantan Barat.

Pewarta : Teofilusianto Timotius
Editor : Suriani Mappong
Copyright © ANTARA 2024