Makassar (ANTARA News) - Balai Besar Karantina Pertanian Makassar memusnahkan 62.500 bibit kelapa sawit ilegal yang dikirim dari Lubuk Sanai, Kebupaten Muko-Muko, Bengkulu, 12 Februari 2011.

Bibit sawit senilai Rp180 juta yang dikirim lewat Kantor Pos Baddoka, Makassar, itu akan dibawa ke Popoyo, Mamuju Utara, Sulawesi Barat, namun digagalkan BBKP setempat, kata Kepala BBKP Makassar Hermansyah, Rabu.

Ia mengatakan, biji sawit yang bisa ditanam di atas lahan seluas sekitar 416 hektare itu, sebelum pemusnahan telah dikarantina selama 28 hari karena tidak memiliki sertifikat kesehatan dan sertifikat badan penelitian daerah asal.

"Ini tidak memenuhi persyaratan Undang Undang tentang karantina dan persyaratan BBK. Begitu ditanam, sampai lima tahun tumbuh subur, tetapi tidak berbuah, ini banyak terjadi," ucapnya.

BBKP tidak ingin biji sawit tersebut menjadi media pembawa organisme pembawa penyakit baru bagi tanaman karena tidak disertifikasi oleh balai kesehatan tanaman pangan dari daerah asalnya.
Ia juga menyebutkan, perintah pengawasan ketat terhadap benih yang masuk ke daerah ini dipertegas oleh instruksi Gubernur Sulsel tentang pengawasan mutu tanaman pangan, pertanian, dan perkebunan.

Pemusnahan dengan pembakaran turut dihadiri saksi dari Kantor Pos, Polsek Baringkanaya, dan pemilik rumah tujuan pengiriman yakni warga Jalan Pongtiku Makassar, Muhammad Satir.

Satir menyatakan biji kelapa sawit tersebut milik teman dekatnya bernama Aristo, yang tidak pernah hadir sejak biji sawit sampai di Makassar, karantina, sampai pemusnahan.
"Saya hanya untuk tempat menitip, semua barang itu milik Aristo," ucapnya.

Ia mengatakan, pengiriman bibit ini untuk yang ketiga kalinya dilakukan melalui kantor pos.
BBKP Makassar tidak memberikan sanksi kepada Satir maupun Aristo dengan pertimbangan mereka koopertif sejak kasus ini terendus sampai pemusnahan.

Sementara perwakilan dari Kantor Pos Indonesia Makassar Siswanto Nur Hadi menyatakan semua paket kiriman bibit dan komoditas pertanian dan perkebunan diperiksa dulu oleh BBKP.

Ia mengemukakan, selama ini pengiriman komoditas pertanian dan perkebunan jarang lewat kantor pos sehingga dengan kejadian ini pihaknya akan memperketat pengawasan terhadap semua barang yang masuk.

Bersamaan dengan pemusnahan biji sawit, juga dimusnahkan 12 karung kecil berisi biji kakao, rumput laut, gandum, dan keju yang disita dari Pelabuhan Makassar dan Bandara Hasanuddin.
(T.KR-AAT/Z002) 

Pewarta :
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024