Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menjadi perguruan tinggi swasta penerima pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa terbesar dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, sekaligus sebagai peringkat pertama.
Koordinator percepatan prestasi mahasiswa di bidang penalaran UMM, Henik Sukorini di Malang, Jawa Timur, Rabu mengemukakan selain mendapatkan pendanaan terbesar, UMM juga menjadi satu-satunya PTS yang berada di peringkat 10 besar.
Berdasarkan keterangan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), ada 102 proposal UMM yang mendapatkan pendanaan PKM tahun 2021. "Jumlah itu dua kali lipat dibandingkan raihan pada tahun lalu," katanya.
Ia mengatakan raihan ini tidak lepas dari strategi dan persiapan yang matang. Salah satunya adalah menyeleksi judul sebelum penyusunan proposal yang dilakukan mahasiswa.
“Jika judulnya kurang menarik dan tidak terkini, akan kami tolak. Namun, tentu dengan memberikan motivasi agar mahasiswa mampu berpikir kritis dan kreatif,” tuturnya.
Dosen yang juga menjadi reviewer nasional itu mengatakan kunci utama keberhasilan UMM menempati sepuluh besar adalah sinergitas. Kerja sama berbagai pihak menjadi satu alasan utama keberhasilan yang menghasilkan proposal PKM berkualitas.
Menurutnya, strategi apapun yang disiapkan akan sia-sia jika tidak ada sinergitas yang baik.
Sementara itu, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UMM, Dr. Nur Subeki menuturkan bahwa usaha membangun atsmosfer akademik yang sudah dilakukan membuahkan hasil.
Salah satu upaya yang telah dilakukan, yakni melaksanakan sharing bersama beberapa tenaga ahli yang kredibel untuk menambah wawasan. Selain itu, juga membentuk tim reviewer internal agar proposal yang diajukan mampu memberikan hasil maksimal.
Ia mengatakan UMM selalu mendorong mahasiswanya untuk terus berinovasi dan berprestasi. Akan selalu ada apresiasi, baik dalam bentuk biaya pendidikan maupun konversi mata kuliah bagi mereka yang mampu mengharumkan nama kampus.
“Tentu tidak hanya berhenti sampai di sini saja, namun juga berlanjut ke tahap publikasi maupun hak paten. Nantinya juga bisa dikembangkan menjadi produk entrepreneur serta pengabdian masyarakat,” paparnya.
Senada dengan Subeki, Rektor UMM Dr Fauzan menyampaikan bahwa raihan yang didapat ini belum usai. Masih ada tahapan lain yang perlu disiapkan, salah satunya adalah meraih prestasi membanggakan di ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS).
“Hasil positif ini merupakan kerja keras semua pihak, mulai dari mahasiswa hingga dosen pembimbing. Jadi proposal yang sudah lolos pendanaan memang perlu dipresiasi. Namun, jangan sampai terlena karena perjalanan masih belum selesai,” ucapnya.
Koordinator percepatan prestasi mahasiswa di bidang penalaran UMM, Henik Sukorini di Malang, Jawa Timur, Rabu mengemukakan selain mendapatkan pendanaan terbesar, UMM juga menjadi satu-satunya PTS yang berada di peringkat 10 besar.
Berdasarkan keterangan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), ada 102 proposal UMM yang mendapatkan pendanaan PKM tahun 2021. "Jumlah itu dua kali lipat dibandingkan raihan pada tahun lalu," katanya.
Ia mengatakan raihan ini tidak lepas dari strategi dan persiapan yang matang. Salah satunya adalah menyeleksi judul sebelum penyusunan proposal yang dilakukan mahasiswa.
“Jika judulnya kurang menarik dan tidak terkini, akan kami tolak. Namun, tentu dengan memberikan motivasi agar mahasiswa mampu berpikir kritis dan kreatif,” tuturnya.
Dosen yang juga menjadi reviewer nasional itu mengatakan kunci utama keberhasilan UMM menempati sepuluh besar adalah sinergitas. Kerja sama berbagai pihak menjadi satu alasan utama keberhasilan yang menghasilkan proposal PKM berkualitas.
Menurutnya, strategi apapun yang disiapkan akan sia-sia jika tidak ada sinergitas yang baik.
Sementara itu, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UMM, Dr. Nur Subeki menuturkan bahwa usaha membangun atsmosfer akademik yang sudah dilakukan membuahkan hasil.
Salah satu upaya yang telah dilakukan, yakni melaksanakan sharing bersama beberapa tenaga ahli yang kredibel untuk menambah wawasan. Selain itu, juga membentuk tim reviewer internal agar proposal yang diajukan mampu memberikan hasil maksimal.
Ia mengatakan UMM selalu mendorong mahasiswanya untuk terus berinovasi dan berprestasi. Akan selalu ada apresiasi, baik dalam bentuk biaya pendidikan maupun konversi mata kuliah bagi mereka yang mampu mengharumkan nama kampus.
“Tentu tidak hanya berhenti sampai di sini saja, namun juga berlanjut ke tahap publikasi maupun hak paten. Nantinya juga bisa dikembangkan menjadi produk entrepreneur serta pengabdian masyarakat,” paparnya.
Senada dengan Subeki, Rektor UMM Dr Fauzan menyampaikan bahwa raihan yang didapat ini belum usai. Masih ada tahapan lain yang perlu disiapkan, salah satunya adalah meraih prestasi membanggakan di ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS).
“Hasil positif ini merupakan kerja keras semua pihak, mulai dari mahasiswa hingga dosen pembimbing. Jadi proposal yang sudah lolos pendanaan memang perlu dipresiasi. Namun, jangan sampai terlena karena perjalanan masih belum selesai,” ucapnya.