Makassar (ANTARA) - Pusat Perdamaian, Konflik dan Demokrasi atau Centre of Peace, Conflict and Democracy (CPCD) Universitas Hasanuddin bekerja sama dengan Centre of Innovative Planning and Development (CIPD) Universiti Teknologi (UT) Malaysia menyelenggarakan diskusi bertema "Konflik Palestin-Israel Analisis dan Perspektif" secara daring, Kamis.

Hadir sebagai narasumber yakni Dr Wesam Al-Madhoun (Centre of Sustainble Development Gaza University) dan Agussalim Burhanuddin dari CPCD Universitas Hasanuddin. 

Dr Wesam menjelaskan awal mula konflik terbaru antara Israel dan Palestina yang terjadi beberapa waktu lalu ketika Israel menyerang kawasan Syeikh Jarrah, pada saat warga Palestina melakukan ibadah di bulan Ramadhan.

Penyerangan ini mengakibatkan banyaknya korban berjatuhan.

Kota Suci yang sejak dulu menjadi titik pusaran konflik utama sasaran polisi Israel adalah kawasan sekitar kota tua Yarussalem. Kawasan tersebut merupakan sengketa berdarah oleh tiga agama, yakni antara umat Kristen, Muslim dan Yahudi. 

Menanggapi hal tersebut, Agus Salim yang juga merupakan narasumber pada diskusi tersebut menjelaskan mengenai posisi pemerintah Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam terhadap dukungan kebebasan Palestina sebagai negara merdeka dan berdaulat. 

Menurut dia, ketiga negara menentang keras agresi Israel terhadap Palestina dan memiliki komitmen untuk menyelesaikan konflik kedua negara melalui negosiasi dan diplomasi.

Ia menambahkan, tindakan Pemerintah Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam merupakan bentuk konsistensi secara berdaulat dengan memberikan dukungan politik, ekonomi dan sosial terhadap negara Palestina guna mendapatkan kemerdekaan.

Pewarta : Abdul Kadir
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024