Makassar (ANTARA) - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Sungguminasa, Sulawesi Selatan, melatih warga binaan pemasyarakatan (WBP) menjadi penghafal Al Quran atau hafiz.

Kalapas Narkotika Sungguminasa Yusran Saad dalam keterangannya, Rabu, mengatakan Salah satu pembinaan kepribadian yang diberikan kepada  WBP untuk meningkatkan kualitas  ketaqwaan adalah melalui pendidikan Al Quran .

”Ada program Dirosa yaitu pendidikan buta huruf Al Quran, dan untuk yang telah mahir akan berlanjut mengikuti program hafalan Al Quran,” katanya.

Menurut Yusran, kegiatan hafalan Al Quran ini awalnya dari kemauan WBP sendiri, setelah berjalan ternyata WBP tertarik dan antuias mengikuti hafalan Al Quran.

"Kita bersyukur sekali antusiasme WBP untuk melaksakan kegiatan ini. Lapas Narkotika akan terus memfasilitasi agar jumlah  hafiz dari dalam Lapas, meningkat ,” ujarnya.

Semetara, Kasi Pembinaan Narapidana Sinardi mengatakan pembinaan tersebut dilaksanakan atas  kerjasama dengan Kementerian Agama Kabupaten Gowa,  Pondok Pesantren Darus Istiqamah dan Hidayatullah.

"Setiap hari ada empat petugas Lapas dan sembilan WBP yang mendampingi," kata Sinardi.

Menurut Sinardi, kegiatan dirosa telah diikuti oleh 160 orang WBP sedangkan penghafal Al Quran sebanyak 79 orang, terdiri 56 orang penghapal jus 30 dan 23 orang penghapal juz 29.

Indra, salah seorang WBP peserta program hafal Al Quran asal Makassar mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut sangat bermanfaat dan  memberikan rasa tenang bagi dirinya saat menjalani pidana. Dirinya mengaku saat ini telah menghafal 3 Juz yaitu Juz satu, dua, dan juz tiga puluh.

Sedang, Kepala Kantor Wilayah, Harun Sulianto  mengapresiasi program hafal Al Quran tersebut, dengan harapan WBP memperbaiki diri, menyadari kesalahannya agar menjadi warga negara yang baik dan berguna bagi dirinya, keluarga dan masyarakat selama dan setelah menjalani pidana.

“Semoga ini jadi bekal yang baik untuk reintegrasi sosial WBP kembali ke masyarakat setelah bebas nanti," kata Harun.

Sementara itu, Kepala Ombudsman Perwakilan Sulawesi Selatan Subhan memberikan apresiasi pelaksanaan pembinaan di Lapas Narkotika khususnya kegiatan keagamaan.

Menurut Subhan saat dirinya berkunjung ke Rutan dan Lapas selalu siang , waktunya Shalat Dhuhur, dan itu tanpa pemberitahuan.

"Yang saya saksikan para warga binaan melakukan shalat berjamaah, sampai harus buat tenda karena peserta membludak. Jadi saya berfikir pembinaan keagamaan berhasil di hampir seluruh Lapas dan Rutan. Demikian juga untuk penganut agama lain, Kristen misalnya juga rajin ibadah, yang mungkin ketika diluar sebelum di LP jarang melakukan shalat berjamaah atau ke gereja,” ungkap Subhan.

Menurut Subhan, yang harus disampaikan ke masyarakat, bahwa banyak kegiatan positif termasuk pengajian dan penghafal Al Qur'an didalam lapas dan rutan, sehingga stigma negatif terhadap LP bisa hilang secara perlahan dan mendapat dukungan semua pihak.(*/Inf)

Pewarta : Darim
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024