Bantaeng, Sulsel (ANTARA News) - Industri pengolahan cuka Kabupaten Bantaeng dengan merek dagang Cuka NAV (Natural Arenga Vinegar) yang berlokasi di kawasan industri pengolahan Bantaeng, Sulawesi Selatan, resmi mulai beroperasi, Jumat.

Peresmian industri pengolahan bantuan BUMN Malaysia tersebut dilakukan Wakil Bupati Bantaeng HA Asli Mustadjab bersama Dr Ahmad Hazri bin Abd Rashid yang mewakili Presiden Lembaga Standarisasi Industri Riset Institut of Malaysia (Sirim) Berhad.

Peresmian dihadiri Ketua DPRD Bantaeng Novrita Langgara, Wakil Ketua Darwis, Asisten I Muslimin M, Dandim 1410 Letkol Inf Mahanom Suparyono, Kapolres AKBP Feri Handoko, para Kepala Dinas dan SKPD serta unsur Muspida lainnya.

Ahmad Hazri bin Abd Rashid yang mewakili Presiden Sirim Berhad berharap, industri yang dapat mengolah nira (ballo) menjadi cuka ini dapat membawa manfaat ekonomi kepada masyarakat, terutama petani nira di daerah ini.

"Meski nilai investasinya tidak terlalu besar, namun kehadiran industri ini diharapkan membawa manfaat besar kepada masyarakat, khususnya petani nira di Kabupaten Bantaeng dan sekitarnya," terang Ahmad Hazri yang juga General Manager Industrial Biotechnology Research Centre Sirim Berhad.

Menurut dia, tahap awal industri yang menghabiskan dana Rp350 juta ini akan berproduksi 200 liter/hari, namun ke depan produksi tersebut diharapkan meningkat hingga 500 liter/hari.

Permintaan cuka yang mengandung mineral, vitamin b dan c serta protein cukup tinggi di luar negeri, terutama di Jepang dan China.

Di luar negeri, terutama di Eropa, cuka yang dikenal hanya yang terbuat dari apel dan strawberry. Selain itu, ada juga cuka sintetik. Karena itu, ia berharap, kehadiran cuka aren yang mengandung nutrisi lebih bagus tentu akan menjadi pilihan.

Menyinggung harga, ia mengatakan, akan lebih baik dibandingkan harga pembuatan gula aren. "Saya kira harga cuka aren akan lebih baik dibandingkan gula aren yang selama ini dikenal masyarakat," urainya.

Harapan yang sama juga dikemukakan Wakil Bupati HA Asli Mustadjab. Ia berharap, kehadiran industri pengolahan ballo menjadi cuka di Bantaeng akan memberi nilai tambah kepada masyarakat, terutama yang memiliki pohon aren.

Daerah berjuluk Butta Toa ini, terang Asli Mustadjab cukup subur, baik di bidang pertanian maupun perkebunannya. Bahkan di wilayah pesisir kini juga telah memproduksi rumput laut.

Pemda juga kini mengembangkan kawasan perkebunan apel dan strawbery di Kecamatan Ulu Ere menjadi kawasan wisata agro. Bahkan salah satu tanaman yang kini menjadi unggulan daerah adalah talas safira.

Karena itu, ia berharap, investor dapat melirik potensi-potensi tersebut untuk dikembangkan bersama sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan pada akhirnya juga meningkatkan kesejahteraan.

Kadis Perindag Pertambangan dan Energi H Abd Gani menguraikan, pembangunan industri hibah dari Sirim Malaysia merupakan realisasi kerjasama antara Menteri Riset dan Teknologi Malaysia dengan Universitas Hasanuddin (Unhas).

Bahan baku yang digunakan antara lain dari nira aren (pohon inru), tuak dari nipa dan tala yang sudah tidak asing bagi masyarakat. Ini merupakan rahmat bagi masyarakat dan diharapkan dapat menekan angka kriminalitas akibat mabuk karena pengaruh minuman keras.  (T.KR-HK/F003)

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024