Makassar (ANTARA News) - Peringatan April Makassar Berdarah (Amarah) yang ke-15 tahun, Senin, berlangsung aman dan tertib meskipun menimbulkan kemacetan arus lalu lintas.

Aksi yang digelar setiap tahun untuk memperingati kematian tiga orang mahasiswa Universitas Muslim Indonesia (UMI) yang tewas pada aksi unjuk rasa tahun 1996 ini tidak lagi anarkis seperti aksi-aksi tahun sebelumnya.

Pemantauan lapangan, tahun ini, peserta aksi hanya berasal dari UMI sebanyak 150 orang dan tidak ada dari perguruan tinggi lain seperti tahun-tahun sebelumnya.

Seperti peringatan-peringatan sebelumnya, massa aksi melakukan jalan kaki bersama dari depan kampus UMI menuju Taman Pemakaman Umum Panaikang.

Selanjutnya, massa menuju TPU Dadi di Kelurahan Maricaya Selatan dengan menggunakan kendaraan bermotor.

Dalam aksi ini, pengunjuk rasa menuntut pengungkapan kasus April Makassar Berdarah yang hingga saat ini belum menemukan titik terang.

"Peristiwa Amarah 15 tahun yang lalu masih menyimpan misteri hingga saat ini," Kata Koordinator Lapangan, Arul, dalam orasinya.

Amarah merupakan aksi besar-besaran di Makassar pada tahun 1996. Aksi ini melibatkan hampir seluruh kampus yang ada di Makassar.

Aksi yang berlangsung selama 10 hari tersebut diwarnai bentrok fisik antara massa dan aparat yang menewaskan tiga mahasiswa UMI, yaitu Saiful Bya, A. Sultan Iskandar, dan Tasyrif. 
(T.KR-HK/F003) 

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024