Mamuju (ANTARA News) - Sebahagian warga di Mamuju mulai prihatin keberadaan pembangunan Rumah jabatan Bupati Mamuju, Sulawesi Barat, yang belum digunakan justeru beralih fungsi menjadi lokasi berbuat mesum pasangan tidak bertanggungjawab.

"Sangat disesalkan karena pembangunan rumah jabatan (Rujab) yang kini berdiri kokoh telah diterlantarkan tanpa ada perawatan dari pemerintah. Memiriskan lagi, karena rujab yang dibangun di kawasan Puncak Kelapa Tujuh, sekitar lima kilometer dari kota Mamuju ini malah menjadi sarang bagi pasangan hubungan gelap berbuat mesum," kata Nasir, salah seorang tokoh masyarakat Mamuju di Mamuju, Rabu.

Menurutnya, rujab bupati yang telah menghabiskan anggaran miliaran rupiah ini menjadi sorotan tajam bagi masyarakat setempat karena tak kunjung difungsikan secara optimal dan malah beralih fungsi untuk dijadikan tempat strategis bagi pasangan muda-mudi untuk memadu kasih.

"Rujab Bupati Mamuju yang baru ini letaknya jauh dari pemukiman warga sehingga menjadi pilihan bagi pasangan muda-mudi untuk berbuat mesum, baik di sore hari apalagi di malam hari," terangnya.

Mestinya kata dia, pemerintah harus menyelamatkan pembangunan rujab bupati karena telah menghabiskan anggaran rakyat yang tidak sedikit dan bukan malah menelantarkan seperti kondisi saat ini.

"Terlantarnya pembangunan rujab ini membuktikan bahwa Bupati Mamuju, Suhardi Duka dalam membuat grand desain pembangunan tidak efektif, malah terkesan membuat program hambur-hambur biaya," ucapnya.

Ia mengatakan, masyarakat belum tahu apa maksud pemerintah membangun bangunan megah di kawasan puncak kelapa tujuh yang jauh dari pemukiman warga.

"Mestinya Bupati Mamuju tidak menelantarkan pembangunan rujab tersebut dan segera memanfaatkan bangunan itu," ucap Nasir.

Hal senada dikatakan Ketua Laskar Anti Korupsi (Laki) Kabupaten Mamuju, Azhari Rauf bahwa pembangunan Rujab Bupati Mamuju yang kini terlantar tanpa dimanfaatkan selama setahun terakhir, merupakan bentuk pemborosan anggaran yang dilakukan Pemkab Mamuju.

Ia menilai, terlantarnya pembangunan Rujab Bupati Mamuju yang dibangun di atas bukit jauh dari perkampungan penduduk Kota Mamuju, juga merupakan bukti pembangunan yang dilaksanakan pemerintah di Mamuju benar-benar bobrok.

"Pembangunan Rujab Bupati Mamuju yang terlantar, dan juga kasus dugaan korupsi akibat anggaran pembangunan yang diselewengkan di sana-sini dan sudah mulai diusut pihak kejaksaan bukti bobroknya pembangunan di Mamuju di bawah pemerintahan Bupati Mamuju Drs Suhardi Duka MM," katanya.

Ia mengaku prihatin dengan sepak terjang pemerintah di Mamuju yang tidak merampungkan pembangunan Rujab Mamuju, bahkan diterlantarkan, padahal sudah menghabiskan anggaran APBD Mamuju begitu besar hingga miliaran rupiah.

"Rujab Bupati Mamuju tidak rampung dikerjakan seperti pelatarannya belum di beton, seluruh fasilitasnya, juga dikerjakan asal-asalan karena sudah rusak seperti pada kaca jendelanya yang pecah, plafon atapnya juga sudah rusak, dan dinding temboknya juga sudah retak, ini sangat memprihatinkan, sebab belum ditempati sudah rusak," ucapnya. (T.KR-ACO/F003)

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024