Makassar (ANTARA) - Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Selatan Andi Ina Kartika Sari akhirnya mendamaikan dua anggotanya, Arfandi Idris dan Saharuddin Alrif yang berseteru ketika rapat paripurna internal bersamaan dengan peluncuran aplikasi e-Aspirasi di lantai 9 kantor DPRD setempat pada Rabu 23 Juni 2021.

"Berbeda boleh, perpecahan jangan. Mari jaga persaudaraan," kata Andi Ina Kartika Sari saat rapat paripurna dua Ranperda Petanggungjawaban APBD 2020 dan Bantuan Hukum Bagi Masyarakat Miskin, di kantornya, Makassar, Kamis.

Dia pun mengutip ayat dalam al-Quran dengan menyebut orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Maka, damaikanlah (perbaiki hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapatkan rahmat. 

Legislator perempuan asal Fraksi Golkar itu menekankan sesama muslim semua bersaudara seiman, bahkan dengan non muslim pun bersaudara sebangsa dan tanah air.

"Jangan hapus persaudaraan hanya karena sebuah kesalahan. Namun hapuslah sebuah kesalahan demi utuhnya persaudaraan," ujarnya mengingatkan kemudian menutup rapat.

Andi Ina pun merangkul keduanya untuk bersalaman agar meredam konflik, hingga keduanya saling berpelukan untuk menurunkan tensi masing-masing guna melupakan persoalan tersebut.

Usai rapat Paripurna, Syaharuddin Alrif mengatakan kejadian kemarin merupakan dinamika dalam persidangan dan itu hal biasa dalam persidangan.  

"Peristiwa itu saya mau launching e-Aspirasi yang sangat memudahkan masyarakat untuk menyampaikan aspirasi walau tidak berkumpul banyak di masa pandemi ini," ujar Sekretaris DPW Partai NasDem Sulsel ini.

Wakil Ketua DPRD Sulsel ini menyatakan tetap teguh dalam pendirian karena memperjuangkan masyarakat Sulsel dengan 24 kabupaten kota, sebab masyarakatnya pasti ingin menyalurkan aspirasinya walaupun berada di daerah terjauh. Ia pun tidak akan memperpanjang masalah itu

"Kalau itu masalah persoalan masyarakat, pasti saya akan berani untuk memperjuangan ya," ucap legislator Fraksi NasDem Sulsel itu.

Sedangkan Arfandy Idris mengemukakan sebenarnya tidak ada masalah karena dia hanya meminta bagaimana rapat internal tersebut ditutup lebih awal kemudian dilanjutkan kembali membuka rapat dengan agenda peluncuran aplikasi e-Aspirasi, namun urung dilakukan pimpinan rapat yang saat itu dipimpin Saharuddin Alrif.

"Walau saya yang salah, tapi bagaimana pun sebenarnya rapat itu mesti ditutup lebih awal dulu, lalu dilanjutkan ke agenda selanjutnya. Tapi kami sudah selesaikan masalahnya," ujar legislator dari Fraksi Golkar itu.

Sebelumnya, terjadi adu mulut saat peluncuran aplikasi e-Aspirasi pada Rabu (23/6). Ihwal terjadinya pertengkaran itu karena Arfandi Idris menyela dengan mengajukan intrupsi saat pemutaran video peluncuran aplikasi dengan mengatakan tidak ada dalam agenda rapat paripurna intern dan meminta rapat ditutup dulu, baru dilanjutkan kembali dengan agenda peluncuran.

Intrupsi itu pun disanggah pimpinan rapat, Saharuddin Alrif bahwa sudah disampaikan diawal ada agenda peluncuran aplikasi E-Aspirasi, setelah pembahasan dua Ranperda itu. Ia bersikukuh dimasukkan agenda karena sudah disampaikan sebelumnya saat rapat dibuka. Hingga akhirnya terjadi ketegangan antara keduanya, namun rapat tetap berlanjut.

Usai menutup sidang, Sahar turun podium lalu menimpali Irfan Idris dan sempat memukul meja dengan mengatakan telah berusaha menghargai senior, bahkan tidak takut kepada siapa pun, karena menurutnya, itu sudah sesuai aturan. Idris pun mendatangi Sahar untuk berbicara, namun tidak digubris hingga terjadi adu mulut. Beruntung, anggota lain cepat melerai keduanya mencegah terjadi adu fisik.

Pewarta : M Darwin Fatir
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024