Sungguminasa, Sulsel (ANTARA News) - Kondisi pabrik pengolahan kakao yang terletak di Dusun Biring Romang, Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, saat ini sangat memprihatinkan.

Berdasarkan pantauan di lokasi, Rabu, sejak didirikan tahun 2010 lalu, saat ini kondisi pabrik hanya menjadi tempat tumbuhnya semak belukar setinggi satu meter, dan tidak pernah dilakukan pembenahan.

Bahkan, dari kondisi pabrik dari kejauhan tidak tampak seperti pabrik pengolahan kakao, dan juga beberapa mesin pengolahan kakao yang berada di dalam ruangan yang terkunci hanya ditutupi debu tebal karena tidak pernah digunakan.

Beberapa bagian di dalam gedung juga tampak sudah mulai rusak dan beberapa mesin hanya dibiarkan berada di luar pabrik dan ditumbuhi semak belukar.

Kondisi jalan menuju pabrik yang dibangun dengan dana sebesar Rp16 miliar tersebut juga sangat rusak dan belum ada tanda-tanda perbaikan.

Menurut pengakuan Kepala Dusun Biring Romang, Zainuddin, pabrik tersebut hanya satu kali beroperasi, tepatnya pada bulan Mei tahu 2010 saat pertama kali melakukan uji coba bersama dengan masyarakat sekitar.

"Itulah kali terakhir pabrik beroperasi, dan selanjutnya tidak pernah lagi ada aktifitas serupa di pabrik tersebut, bahkan untuk melakukan pembenahan dan membersihkannya," ucapnya.

Berkaitan dengan status tanah yang menjadi tempat pabrik tersebut didirikan, masih terdapat dua pemilik tanah yang belum menyepakati harga pembebasan lahan yang terletak di samping pabrik tersebut.
Dari informasi yang diperolehnya, Bupati Gowa pernah menyatakan bahwa akan mengupayakan pengoperasian pabrik tersebut pada tahun ini, namun belum juga terealisasi.

"Kami tidak mengetahui dengan pasti kapan pabrik ini akan kembali beroperasi, karena semuanya ditentukan oleh pemerintah," tuturnya.

Sebelumnya, Ketua Komisi B Sulsel, Yusa Rasyid Ali, mengatakan, bahwa tidak beroperasinya industri tersebut sangat disayangkan, karena akan mubasir dan bisa mengakibatkan mesin menjadi karatan dan rusak.

Padahal, DPRD Sulsel telah berulang kali meminta kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk segera mengoperasikannya. (T.KR-AAT/F003) 

Pewarta :
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024