Makassar (ANTARA News) - Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) di Kecamatan Tamalarea, Makassar terbengkalai setelah proyek nasional tersebut terealisasi 2010.
"Program nasional ini, tentu dananya miliran rupiah untuk membangun lebih dari sepuluh tangki dan bak air, termasuk pengadaan pipa, namun kenyataannya hingga kini tidak terpakai," kata salah seorang warga Kampung Kera-Kera, Kelurahan Tamalanrea Indah, Kecamatan Tamalanrea Salma di Makassar, Kamis.
Dia mengatakan, sungguh sangat disayangkan proyek bantuan nasional dan mendapat dukungan dari Pemkot Makassar itu menjadi mubazir, karena semenjak proyek itu selesai pada 2010 hingga saat ini tidak pasokan air yang dapat digunakan masyarakat setempat.
Menurut dia, bak, tangki dan bangunan kamar mandi yang di tempatkan didekat sekolah, masjid dan rumah penduduk, tidak berfungsi sama sekali.
"Kami tetap harus ke kecamatan tetangga untuk mengambil air, karena sulit mendapatkan air di wilayah kami, sementara air PDAM juga tidak ada," katanya.
Kondisi tersebut, lanjut dia, semakin parah pada musim kemarau, padahal pipa PDAM sudah terhubung dengan proyek Pamsimas itu.
Untuk program Pamsimas di wilayah Tamalanrea ini, tidak miliaran rupiah dana APBN yang dikucurkan dan Pemkot Makassar juga mengeluarkan dana pendamping sekitar Rp557 juta dari APBD 2009.
Pengerjaan proyek itu pun, dilakukan dengan menggunakan tenaga masyarakat setempat. Namun jerih payahnya itu, tidak terlihat hasilnya.
Menanggapi hal tersebut, Badan Pekerja Lembaga Studi Kebijakan Publik (LSKP) Makassar Salma Ruslan mengatakan, pemerintah pusat dan Pemkot Makassar harus bertanggungjawab atas kelancararan pemanfaatan proyek yang telah dibangun.
"Jangan hanya sekedar dibangun untuk memenuhi target program, kemudian dibiarkan terbengkalai," katanya.
Selain itu, lanjutnya, pemerintah dalam melakukan pembangunan harus disertai dengan perencanaan yang matang, sehingga proyek yang dibangun tidak mubazir atau sia-sia.
Program Pamsimas sendiri dilakukan di 15 provinsi di Indonesia, salah satu lokasi yang memproleh program itu adalah Kampung Kera-Kera, Kelurahan Tamalanrea Indah, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar. (T.S036/S019)
"Program nasional ini, tentu dananya miliran rupiah untuk membangun lebih dari sepuluh tangki dan bak air, termasuk pengadaan pipa, namun kenyataannya hingga kini tidak terpakai," kata salah seorang warga Kampung Kera-Kera, Kelurahan Tamalanrea Indah, Kecamatan Tamalanrea Salma di Makassar, Kamis.
Dia mengatakan, sungguh sangat disayangkan proyek bantuan nasional dan mendapat dukungan dari Pemkot Makassar itu menjadi mubazir, karena semenjak proyek itu selesai pada 2010 hingga saat ini tidak pasokan air yang dapat digunakan masyarakat setempat.
Menurut dia, bak, tangki dan bangunan kamar mandi yang di tempatkan didekat sekolah, masjid dan rumah penduduk, tidak berfungsi sama sekali.
"Kami tetap harus ke kecamatan tetangga untuk mengambil air, karena sulit mendapatkan air di wilayah kami, sementara air PDAM juga tidak ada," katanya.
Kondisi tersebut, lanjut dia, semakin parah pada musim kemarau, padahal pipa PDAM sudah terhubung dengan proyek Pamsimas itu.
Untuk program Pamsimas di wilayah Tamalanrea ini, tidak miliaran rupiah dana APBN yang dikucurkan dan Pemkot Makassar juga mengeluarkan dana pendamping sekitar Rp557 juta dari APBD 2009.
Pengerjaan proyek itu pun, dilakukan dengan menggunakan tenaga masyarakat setempat. Namun jerih payahnya itu, tidak terlihat hasilnya.
Menanggapi hal tersebut, Badan Pekerja Lembaga Studi Kebijakan Publik (LSKP) Makassar Salma Ruslan mengatakan, pemerintah pusat dan Pemkot Makassar harus bertanggungjawab atas kelancararan pemanfaatan proyek yang telah dibangun.
"Jangan hanya sekedar dibangun untuk memenuhi target program, kemudian dibiarkan terbengkalai," katanya.
Selain itu, lanjutnya, pemerintah dalam melakukan pembangunan harus disertai dengan perencanaan yang matang, sehingga proyek yang dibangun tidak mubazir atau sia-sia.
Program Pamsimas sendiri dilakukan di 15 provinsi di Indonesia, salah satu lokasi yang memproleh program itu adalah Kampung Kera-Kera, Kelurahan Tamalanrea Indah, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar. (T.S036/S019)