Makassar (ANTARA) - Sejak sepekan terakhir jumlah pasien baru terkonfirmasi positif COVID-19 di Provinsi Sulawesi Selatan, terus mengalami tren kenaikan kasus secara signifikan hingga menembus seribuan kasus harian.

Data dilansir dari laporan media harian COVID-19, Kementerian Kesehatan, Sabtu, 31 Juli 2021, tercatat jumlah pasien baru bertambah 1.268 kasus dengan jumlah akumulasi pasien selama penanganan pandemi Corona di hari ke-449 di Sulsel sebanyak 83.713 kasus.

Namun demikian, angka kesembuhan pasien juga mengalami penambahan sebanyak 697 orang dengan akumulasi kesembuhan telah mencapai 71.235 pasien. Sedangkan pasien meninggal dunia bertambah 21 orang. Secara  akumulasi jumlah pasien meninggal dunia di Sulsel sebanyak 1.338 orang.

Sementara data perkembangan penanganan percepatan pandemi Satuan Gugus Tugas COVID-19, Provinsi Sulawesi Selatan, per 30 Juli 2021, tercatat jumlah pasien baru bertambah 1.082 kasus. Pasien sembuh bertambah 347 orang, begitupun pasien meninggal dunia bertambah 29 orang.

Berdasarkan data tersebut, dari 24 kabupaten kota di Sulsel, Kota  Makassar memberi penambahan pasien baru cukup besar, tercatat sebanyak 413 kasus. Disusul, Kabupaten Maros 80 kasus, Tana Toraja 66 kasus, Kabupaten Gowa 62 kasus dan Kota Palopo 56 kasus.

Begitupun di Kabupaten Pangkep, ditemukan 51 kasus, Luwu Timur 47 kasus, Luwu Utara 43 kasus. Di Kota Parepare 29 kasus, Kabupaten Soppeng dan Selayar 27 kasus, Kabupaten Sidrap 26 kasus, Kabupaten Toraja Utara 22 kasus, serta Kabupaten Takalar 21 kasus.

Dibawah angka 20 kasus baru yang ditemukan, seperti di Kabupaten Sinjai 19 kasus, Kabupaten Pinrang 18 kasus, Kabupaten Bone 17 kasus. Kabupaten Luwu sembilan kasus, Kabupaten Jeneponto dan Bantaeng tujuh kasus, Kabupaten Wajo dan Bulukumba lima kasus, serta Kabupaten Barru dan Enrekang masing-masing empat kasus.

Untuk angka Reproduksi Number (Rt) penyebaran kasus COVID-19 dari data disebutkan per 30 Juli berada di angka 1,24 atau mengalami peningkat dari data per 24 Juli 2021 di angka 1,11.
  Petugas merapikan tempat tidur di Wisma Jabal Uhud, Asrama Haji Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (28/7/2021). Sebanyak lima wisma di asrama haji tersebut disiapkan menjadi tempat isolasi bagi pasien COVID-19 dengan daya tampung sebanyak 500 pasien. ANTARA FOTO/Arnas Padda/yu/rwa.

Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto menyatakan melonjaknya kasus tersebut dikarenakan hasil tracing yang baik. Ini menandakan adanya penanganan pandemi  dilakukan secara sistematis dengan melacak para pembawa carrier-nya agar mata rantai penyebaran bisa terputus.

"Kita termasuk ranking paling atas tentang tracing, 72 persen dari kewajiban tracing itu dipenuhi Makassar, padahal daerah lain hanya 34,4 persen. Sebenarnya, kasus ini ditemukan dari (masyarakat) bawah, karena di tracing, inilah ditemukan (datanya), akhirnya muncul semua, jadi bukan data abal-abal," ucapnya menegaskan.

Pemkot Makassar pun telah menyiapkan tempat isolasi mandiri apung, dengan meminjam Kapal Umsini milik PT Pelni setelah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan sebagai persiapan dan langkah antisipasi bila terjadi ledakan pasien baru untuk di isolasi mandiri.

Sedangkan upaya Pemprov Sulsel yang telah bekerja sama dengan Kanwil Kemenag, juga menyiapkan Asrama Haji Sudiang sebagai tempat isolasi mandiri bagi pasien tanpa bergejala demi memutus mata rantai penyebaran COVID-19, sejak awal masuknya virus itu di Sulsel pada 19 Maret 2020.

Pewarta : M Darwin Fatir
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024