Mamuju (ANTARA) - Setelah Musyawarah Provinsi Luar Biasa (Musprovlub) KONI Sulawesi Barat mengalami "deadlock" atau kebuntuan, langkah Provinsi Sulawesi Barat menuju Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Provinsi Papua mulai "terseok-seok".

Kisruh pemilihan Ketua KONI di provinsi ke-33 itu dipicu protes sejumlah pemilik suara Musprovlub terkait pencalonan Ali Baal Masdar Sulbar sebagai Ketua KONI.  

Sejumlah pengurus KONI kabupaten dan perwakilan cabor menilai, upaya pencalonan Ali Baal Masdar sebagai Ketua KONI, tidak sesuai regulasi sistem keolahragaan sebab Ali Baal Masdar, masih menjabat sebagai Gubernur Sulbar.

Penolakan juga datang dari Ketua Pengprov Ikatan Motor Indonesia (IMI) Sulbar Andi Ibrahim Masdar, yang tak lain adik kandung Ali Baal Masdar.

Andi Ibrahim Masdar yang akrab disapa AIM mensinyalir pencalonan kakaknya sebagai Ketua KONI Sulbar sarat kepentingan.

"Saya yakin, kakak saya tidak akan mencalonkan diri menjadi Ketua KONI, kalau tidak ada ulah orang-orang cari muka dan orang yang mau mencelakakannya," kata Andi Ibrahim Masdar.

Kebuntuan Musprovlub KONI itu juga menimbulkan kegundahan para pengurus cabang olahraga, atlet dan para official, kemungkinan gagalnya Sulbar mengikuti hajatan olahraga empat tahunan tersebut.

Keresahan atas ketidakjelasan Sulbar mengikuti ajang PON XX di Papua akibat kisruh pemilihan Ketua KONI, juga dirasakan Ketua Umum Pengprov Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PSTI) Sulbar Muhammad Sabir.

Mantan atlet takraw itu menyebut kisruh KONI Sulbar membuat para pengurus cabang olahraga harus berjuang sendiri, menggelar "training center" atau pemusatan latihan secara mandiri akibat belum adanya anggaran dari KONI.

"Kami harus tetap bertanggung jawab untuk memberi semangat dan mempersiapan para atlet menghadapi PON sehingga, para pengurus cabor saat ini masing-masing melakukan TC mandiri," ujar Muhammad Sabir

Di tengah gejolak pemilihan Ketua KONI tersebut, tokoh olahraga Sulbar yang mengantongi lisensi wasit sepak takraw internasional itu berharap ada kepastian provinsi ke-33 ikut meramaikan pesta olahraga empat tahunan tersebut.

Sebagai pelaku olahraga murni, Muhammad Sabir meminta agar masalah KONI tidak diseret-seret ke ranah politik, sebab menurut dia jika sudah "terkontaminasi" politik, maka akan sulit memajukan olahraga.

"Mudah-mudahan orang yang bertikai itu jangan lagi berfikir bagaimana dia duduk sebagai pengurus, tapi harus berfikir bagaimana kita bisa memajukan olahraga," tuturnya.

Ia menyebut ada tiga faktor yang menopang kuatnya suatu negara atau daerah, yakni ekonomi, keamanan dan olahraganya.

"Kemudian, ada dua momen bendera negara dikibarkan di negara lain, yakni kalau ada kunjungan kepala negara dan saat juara olahraga," kata Muhammad Sabir.

Di tengah ketidakpastian itu, tim Sepak Takraw Sulbar tetap menaruh harapan besar dapat ikut "berpesta" bersama para atlet dari seluruh Indonesia di ajang PON XX di Papua.

"Di tengah keterbatasan anggaran dan ketidakpastian karena dana dari pemerintah belum turun, para atlet kami tetap bersemangat mengikuti TC. Bagi kami, tidak ada kata menyerah untuk meraihprestasi olahraga," ujar Muhammad Sabir.

Secercah harapan

Di tengah kegundahan para pengurus cabang olahraga, pelatih, atlet dan ofisial yang sudah "memanaskan" semangat melalui training center mandiri, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sulbar Muhammad Hamzih menyampaikan harapan akan keikutsertaan Sulbar di ajang PON di Papua.

Kadispora mengaku optimistis daerah itu tetap dapat mengikuti ajang olahraga empat tahunan tersebut di tengah kisruhnya penjaringan Ketua KONI Sulbar.

"Kami akan tetap berupaya semaksimal mungkin, agar Sulbar dapat tetap mengikuti PON XX di Papua," kata Muhammad Hamzih.

Ia mengakui, Musyawarah Olahraga Provinsi Luar Biasa (Musprovlub) KONI Sulbar yan berakhir deadlock menyebabkan persiapan Sulbar dalam mengikuti PON XX Papua terhambat.

Di sisa waktu sekitar dua bulan ini menurut Muhammad Hamzih, Sulbar dapat menyelesaikan berbagai permasalahan kesiapan daerah itu untuk memberangkatkan kontingen PON ke Papua.

"Musprovlub KONI Sulbar yang mengalami deadlock sehingga persiapan menuju PON Papua juga mengalami masalah. Dan memang kita belum punya anggaran untuk itu," terangnya

"Salah satu persoalan yang dihadapi, yakni masalah pakaian kontingen, peralatan dan pemberangkatan, itu yang belum kita siapkan. Saya kemarin sudah bertemu dengan pak Gubernur dan beliau perintahkan agar segera melakukan komunikasi dengan pihak keuangan untuk menganggarkan pemberangkatan ke Papua," jelas Muhammad Hamzih.

Saat ini, tambahnya, Dispora Sulbar masih melakukan pembenahan dalam rangka persiapan daerah itu mengikuti PON XX di Papua.

Ia juga tetap optimistis pada sisa waktu dua bulan ini, para atlet Sulbar yang akan berlaga di PON Papua, tetap dapat mengikuti pemusatan latihan daerah (puslatda)

"Usulan kita (puslatda) sebenarnya masuk sejak tahun lalu. Hanya karena ada persoalan teknis sehingga itu tertunda. Tetapi pada prinsipnya Sulbar tetap siap dan kami sudah berkomunikasi dengan pihak tertentu untuk membenahi berbagai hal berkaitan dengan kesiapan PON Papua," tuturnya.

"Dua bulan waktu tersisa ini, masih ada kesempatan satu bulan untuk TC dulu bagi cabor-cabor dan yang lain-lainya kami sudah bersiap. Optimistis kita jalan dan siap ikut PON," kata Muhammad Hamzih

Optimistis torehkan prestasi

Walaupun masih diselimuti rasa was-was menyusul belum adanya kepastian anggaran untuk persiapan Sulbar menghadapi PON XX di Papua, namun semangat para atlet, pelatih dan official tetap bergelora untuk memberikan prestasi terbaik bagi Sulbar.

"Jika sesuai harapan awal, kami targetkan emas untuk setiap nomor, terlebih pada nomor Duoble Even Putri," kata Ketua Pengprov PSTI Sulbar Muhammad Sabir.

Pada cabang olahraga sepak takraw, Sulbar mengikuti tiga nomor tanding, yakni double even putra, putri beregu dan double event putri.

Sederet prestasi atlet takraw Sulbar yang menjadi pemicu provinsi ke-33 itu optimistis dapat menorehkan pretasi terbaiknya di perhelatan PON XX di Papua, di antaranya pernah meraih juara umum pada Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) tahun 2017 dan tim Takraw Putri Sulbar berhasil meraih juara dua pada Kejuaraan Nasional Sepak Takraw Piala Menpora tahun 2018.

Kedigdayaan tim sepak takraw Sulbar juga terukir saat tes event ASIAN Games di Palembang dengan berhasil meraih medali emas dan turut berkontribusi pada ASEAN School Games Indonesia Final Talent yang ketika itu tim sepak takraw Indonesia berhasil keluar sebagai juara dua.

"Dengan pengalaman dan berbagai prestasi itulah, kami tetap optimistis, mental dan semangat anak-anak kami tetap kukuh, walaupun minim persiapan. Saya tetap optimistis, mereka akan memberikan prestasi yang membanggakan," ujar Muhammad Sabir.

Selain sepak takraw, dari delapan cabang olahraga yang akan diikuti Sulbar pada ajang PON XX di Papua, cabang olahrawa dayung dan catur juga menjadi harapan untuk meraih prestasi maksimal.

"Kalau sesuai target awal sebelum terjadinya kisruh, tentu kami optimistis dapat meraih medali untuk ketiga cabor tersebut. Tapi, melihat kondisi saat ini, tentu kami tidak bisa muluk-muluk dan hanya berharap para atlet bisa berbuat semaksimal mungkin untuk daerah kita," kata Pengurus Carateker KONI Sulbar Ruslan Said.

Cabang olahraga dayung yang menjadi harapan terbesar Sulbar di ajang PON XX di Papua, kini bertumpu kepada Ramlah Baharuddin, atlet dayung kelahiran Desa Bambu Kabupaten Mamuju itu, yang bukan hanya menjadi andalan daerah itu tetapi juga Indonesia, dapat menorehkan prestasi di ajang PON XX Papua.

Segudang prestas yang telah ditorehkan Ramlah Baharuddin, bukan hanya di tingkat nasional tetapi juga di kancah internasional, salah satunya ketika mewakili Indonesia di ajang SEA Games di Filipina pada 2019, dengan berhasil meraih dua medali emas.

Sebelumnya, yakni pada 2018 di ajang Asian Games 2018, Ramlah yang tergabung dalam dayung putri Indonesia yang beranggotakan enam orang dan mixed 22 dayung campuran seaters 200 meter, berhasil meraih dua medali perak.

"Kami berharap, Ramlah yang pernah mewaliki Indonesia di beberapa kejuaraan dunia, diantaranya SEA Games dan ASEAN Games dapat menjadi 'sumbu' penyemangat bagi kontingen Sulbar," terang Ruslan Said.

Namun, semua harapan dan semangat itu akan sia-sia, jika para atlet dan pelatih yang sudah tertatih-tatih melampiaskan semangat melalui training centre secara mandiri, jika anggaran untuk persiapan PON XX di Papua tidak kunjung dicairkan.

Di sisa waktu yang tidak lama, yakni hanya sekitar dua bulan, para atlet dan pelatih tim PON Sulbar terus menanti dengan harap-harap cemas, untuk kepastian mereka dapat mengikuti perhelatan akbar olahraga empat tahunan itu.

"Kami berharap, anggaran untuk persiapan PON XX di Papua dapat segera cair, sehingga di sisa waktu sekitar dua bulan ini kami akan mengoptimalkan segala sumber daya dan kemampuan kami," kata Ruslan Said.

Pewarta : Amirullah
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024