Jakarta (ANTARA) - Liga Premier Inggris mengancam suporter yang terbukti melakukan tindakan rasial akan dilarang ke semua stadion sebagai tindakan hukum baru yang diumumkan operator liga pada Selasa.
Bahkan, ancaman hukuman tersebut juga berlaku bagi suporter maupun individu yang melakukan tindakan rasial melalui dunia maya.
Keputusan itu diumumkan berdasar kesepakatan 20 tim Liga Premier sebagai hukuman terhadap individu yang terbukti melakukan serangan rasial kepada pegawai klub, pemain, ofisial pertandingan, pemandu di stadion maupun suporter lainnya.
"Liga Premier dan tim-tim kami mengutuk segala bentuk perilaku diskriminatif dan serangan rasial," kata CEO Liga Premier Richard Masters dalam laman resmi liga.
"Komitmen semua klub untuk memberlakukan hukuman berskala liga, memperlihatkan bahwa diskriminasi dalam bentuk apapun tak punya tempat di sepak bola dan kami akan terus bahu membahu melawan segala tindakan prejudis.
"Sepak bola adalah olahraga beragam, yang mendekatkan komunitas dari berbagai latar belakang. Kami menyerukan para suporter untuk bergandeng tangan dengan kami dan klub untuk menghadapi diskiriminasi dengan melawannya dan melaporkan jika melihat tindakan semacam itu," ujarnya menambahkan.
Liga Premier sebelumnya juga sudah menyatakan bahwa para pemain dari semua tim akan melanjutkan aksi berlutut jelang sepak mula semua laga musim ini, sebagai upaya mengkampanyekan isu antirasisme.
Pengumuman ini muncul hanya beberapa jam setelah pengelola media sosial Twitter, mengumumkan hasil analisis mereka bahwa sebagian besar serangan rasial terhadap pemain Inggris selepas final Euro 2020 datang dari Britania Raya.
Bahkan, ancaman hukuman tersebut juga berlaku bagi suporter maupun individu yang melakukan tindakan rasial melalui dunia maya.
Keputusan itu diumumkan berdasar kesepakatan 20 tim Liga Premier sebagai hukuman terhadap individu yang terbukti melakukan serangan rasial kepada pegawai klub, pemain, ofisial pertandingan, pemandu di stadion maupun suporter lainnya.
"Liga Premier dan tim-tim kami mengutuk segala bentuk perilaku diskriminatif dan serangan rasial," kata CEO Liga Premier Richard Masters dalam laman resmi liga.
"Komitmen semua klub untuk memberlakukan hukuman berskala liga, memperlihatkan bahwa diskriminasi dalam bentuk apapun tak punya tempat di sepak bola dan kami akan terus bahu membahu melawan segala tindakan prejudis.
"Sepak bola adalah olahraga beragam, yang mendekatkan komunitas dari berbagai latar belakang. Kami menyerukan para suporter untuk bergandeng tangan dengan kami dan klub untuk menghadapi diskiriminasi dengan melawannya dan melaporkan jika melihat tindakan semacam itu," ujarnya menambahkan.
Liga Premier sebelumnya juga sudah menyatakan bahwa para pemain dari semua tim akan melanjutkan aksi berlutut jelang sepak mula semua laga musim ini, sebagai upaya mengkampanyekan isu antirasisme.
Pengumuman ini muncul hanya beberapa jam setelah pengelola media sosial Twitter, mengumumkan hasil analisis mereka bahwa sebagian besar serangan rasial terhadap pemain Inggris selepas final Euro 2020 datang dari Britania Raya.