Makassar (ANTARA News) - Sekitar 38 ribu ekor ayam di Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan, mati mendadak akibat positif terkena infeksi flu burung.

Kepala Dinas Peternakan Provinsi Sulsel Murtala Ali di Makassar, Kamis, mengatakan, peristiwa ini terjadi sejak 18 Juni lalu, paling besar terkena pada jenis ayam petelur.

"Populasi ayam petelur memang terbesar di sana. Ayam yang mati itu terdiri atas 31.664 ayam petelur, 6.000 ayam pedaging dan 693 ayam kampung," katanya.

Dia menjelaskan, kematian mendadak ayam dalam jumlah besar itu sebenarnya bisa segera dicegah jika warga cepat melaporkan hal tersebut.

Pada 18 Juni lalu, sebanyak 500 ekor ayam milik para peternak di Desa Wanio, Kecamatan Panca Lautang mati secara bersamaan, kemudian disusul kematian ayam di Desa Lanrang, Bulo dan Desa Tanete.

Saat ini, pihak Dinas Peternakan Sidrap sedang melakukan pemantauan dan penyemprotan disinfektan di Pulau Simorang yang merupakan desa sentra produksi ayam terbesar di Sidrap.

Atas kejadian tersebut Dinas Peternakan Kabupaten Sidrap, membentuk tim mendatangi lokasi, karena virus flu burung tersebut sangat cepat penyebarannya. Namun Dinas tidak melakukan pemusnahan hanya penyemprotan disinfektan, katanya.

"Belum ada dana kompensasi yang disiapkan pemerintah, jadi kami tidak musnahkan," katanya.

Untuk mengeliminir dampak infeksi, pihak Dinas Peternakan juga telah menghentikan lalu lintas distribusi ayam dari Sidrap menuju daerah lainnya. Namun hal tersebut tidak dilakukan ketat, sebab Sidrap adalah salah satu sentra produsen ayam dan telur di Sulsel.

Populasi ayam di Sidrap mencapai 3.439.556 ekor, terdiri atas 2.023.375 ekor ayam petelur dan 1.150 ekor ayam kampung dan sisanya adalah ayam pedaging. (T.KR-AAT/Z002) 




Pewarta :
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024