Makassar (ANTARA) - PT Pupuk Indonesia (Persero) menjamin ketersediaan pupuk bersubsidi dan nonsubsidi bagi petani selama musim tanam tahun ini di Provisi Sulawesi Selatan.

“Untuk stok pupuk subsidi ditetapkan mencapai 71.824 ton. Stok ada di lini ketiga atau gudang distributor di kabupaten,” kata VP Sales Region 6 PT Pupuk Indonesia, Miftakhul Zainuddin di Makassar,

Pemenuhan stok pupuk bersubsidi, ujarnya, dalam rangka musim tanam mendatang di Sulsel. Istimewanya, stok ini tiga kali lipat lebih banyak dari stok minimum yang ditetapkan pemerintah yang dikeluarkan pada 12 Oktober 2021.

"Stok pupuk bersubsidi itu cukup untuk kebutuhan lebih dari enam minggu ke depan," kata Miftakhul.

Ia merinci total stok pupuk bersubsidi yang mencapai 71.824 ton, terdiri dari pupuk Urea 42.228 ton, pupuk NPK 16.488 ton, pupuk SP-36 3.981 ton, pupuk ZA 6.098 ton, dan pupuk Organik 3.029 ton.

Bagi petani di Sulsel yang kebutuhannya tidak tercakup dalam skema pupuk bersubsidi, Miftakhul mencontohkan, pupuk Indonesia juga menyediakan jenis pupuk non subsidi sebanyak 11.535 ton.

Rinciannya, pupuk Urea 5.859 ton, pupuk NPK 5.521 ton, pupuk SP -36 101 ton, pupuk ZA 54 ton, dan pupuk Organik - ton.

“Pupuk nonsubsidi ini untuk mengakomodir petani yang belum tergabung dalam kelompok tani, belum mengembangkan e-RDKK, atau yang kebutuhannya tidak dialokasikan melalui pupuk bersubsidi,” kata Miftakhul.

Syarat atau ketentuan bagi petani penerima pupuk bersubsidi sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Kementerian Pertanian (Kementan), yakni petani harus tergabung dalam kelompok tani, menggarap lahan maksimal dua hektare.

Selanjutnya menyusun dan memasukkan data ke dalam Rencana Kelompok Kebutuhan Definitif Elektronik (e-RDKK), dan untuk wilayah tertentu menggunakan Kartu Tani.

Adapun realisasi penyaluran pupuk bersubsidi, kata Miftakhul, realisasinya sudah mencapai 439,1 ribu ton hingga 13 Oktober 2021. Jumlah tersebut berasal dari pupuk Urea sebanyak 330.153 ton, NPK sebanyak 158.449 ton, SP-36 sebanyak 33.693 ton, ZA sebanyak 28.413 ton, dan Organik sebanyak 11.543 ton.

“Jika tidak memiliki Kartu Tani, petani masih bisa menebus pupuk bersubsidi secara manual, dengan bantuan penyuluh lapangan atau PPL dari dinas pertanian setempat,” ujarnya.
  Ilustrasi - Petani menanam padi di lahan persawahan Galesong Utara, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, Minggu (6/6/2021). PT Pupuk Indonesia (Persero) mencatat realisasi penyaluran pupuk urea bersubsidi di Sulawesi Selatan mencapai 122.925 ton atau 69,2 persen dari total alokasi hingga akhir Mei 2021 sebanyak 163.219 ton. ANTARA FOTO/Arnas Padda/yu/foc.
Sebagai produsen, lanjut Miftakhul, Pupuk Indonesia wajib menyalurkan pupuk bersubsidi sesuai penugasan atau alokasi yang ditetapkan pemerintah. Untuk tahun 2021, alokasi pupuk bersubsidi yang diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) nomor 49 Tahun 2020 adalah 9,04 juta ton dan 1,5 juta liter pupuk organik cair.

“Untuk besaran penyaluran ke berbagai daerah kita berpedoman pada SK Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten setempat,” jelasnya.

Sebagai bentuk optimalisasi distribusi, Pupuk Indonesia telah memanfaatkan Distribution Planning and Control System (DPCS). Teknologi informasi ini merupakan sistem terintegrasi yang dirancang untuk mengendalikan rantai pasok distribusi pupuk bersubsidi secara optimal.

Sistem DPCS Pupuk Indonesia didukung oleh jaringan distribusi yang luas. Diantaranya 4 unit bagasi, 6 unit Distribution Center (DC), 203 kapal, 6.000 truk lagi, 600 gudang penyangga dan distributor berkapasitas 2,7 juta ton, serta memiliki jaringan 1.200 distributor dengan 29.000 kios resmi lebih.

 

Pewarta : M Darwin Fatir
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024