Makassar (ANTARA) - Komite Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 5 Makassar, Sulawesi Selatan akhirnya buka suara menanggapi video viral berdebat dengan oknum wartawan diduga gadungan hingga berujung dilaporkan ke polisi, namun demikan pihak terlapor mengancam melaporkan balik atas dugaan pemerasan.

"Saya tidak pernah menghalangi-halangi mereka, karena acara itu kan sudah selesai," ujar 
Wakil Bendahara Komite, SMAN 5, Nurmi Nunne saat konfrensi pers di warkop Enreco Makassar, Kamis.

Perempuan dikenal dengan nama Becce saat video itu viral di media sosial menjelaskan kejadian sebenarnya, usai kegiatan vaksinasi COVID-19 di sekolah yang dilaksanakan Polda Sulsel, pada 29 September 2021.

Puluhan oknum wartawan itu terlihat masih berada sekolah, belakangan diketahui diduga menunggu pemberian amplop dari pihak sekolah setempat.

Mereka juga menunggu kepala sekolah untuk menyodorkan nama-nama yang sudah ditulis sebelumnya agar bisa dapat. Bahkan sejak pagi datang hingga acara vaksinasi itu selesai, mereka juga belum beranjak pergi.

"Waktu itu kepala sekolah berjalan dari dalam, tidak bisa bicara dengan mereka karena sedang menelpon. Lalu saya maju bertanya ada apa, mereka bilang belum dapat (amplop) dari Polda," bebernya kepada wartawan menceritakan kejadian itu.

Rencananya, nama-nama ditulis itu mau diserahkan kepada kepala sekolah saat keluar, tapi Becce tidak mau mengambil absen itu. Jumlahnya pun ada lebih dari 20 orang dan mengaku wartawan.

"Mereka bilang wartawan, dan menuduh saya melecehkan wartawan, itu salah. Saya menunjuk itu yang sering datang ke sekolah (dikasih amplop)," ungkap dia.

Saat ditanyakan apakah memang oknum wartawan itu sering datang ke sekolah, Becce membenarkan sering datang bergantian, setiap pekan bahkan setiap bulan. Tidak meminta, tapi tidak mau pergi bila tidak dapat pemberian.

"Tidak berdiri kalau tidak diberi (amplop). Alasan datang butuh silaturahmi ke kepala sekolah, itu saja alasannya. Kadang mereka bawa koran kadang juga tidak," ungkap dia.

Mengenai dengan upaya hukum melaporkan balik oknum wartawan itu ke polisi atas dugaan pemerasan, kata dia, masih sedang dikaji mana jalan terbaik karena masalah ini sudah mencemarkan nama baik SMAN 5 Makassar.

"Kita pelajari dulu. Baru melaporkan balik. Orang-orang juga mendukung saya termasuk pihak sekolah, karena saya dianggap benar. Saya tidak mau minta maaf, karena saya tidak salah," ucapnya menegaskan.


  Tangkapan layar - Wakil Bendahara Komite SMAN 5 Makassar, Nurmi Nunne alias Becce (kanan) berdebat dengan oknum wartawan (kiri) dalam video viral di sekolah setempat pada 29 September 2021 di Makassar, Sulawesi Selatan. ANTARA/Darwin Fatir.

Sebelumnya, video viral yang beredar ke publik itu, terlihat Becce (nama samaran) berdebat dengan sejumlah orang yang mengaku wartawan. Ia secara blak-blakan menyebut tujuan oknum wartawan itu datang dan menunggu pemberian amplop dari pihak sekolah.

Bahkan Becce bertanya apakah  mereka diundang pihak sekolah, oknum wartawan dalam video itu berdalih diundang pihak Polda Sulsel dengan alasan meliput kegiatan Vaksinasi COVID-19. Tetapi belakangan mau juga menemui kepala sekolah setempat.

Dari video viral itu, kemudian berbuntut ke ranah hukum. Pihak mereka melaporkan aksi Becce dengan alasan menghalang-halangi kerja Jurnalistik sampai melakukan upaya pelaporan disertai aksi demonstrasi di Polsek Panakukang dan Polrestabes Makassar hingga ke Polda Sulsel.

Berdasarkan foto yang beredar, Surat Tanda Penerimaan Pengaduan 13 Oktober 2021 ke Dit Reskrimsus Polda Sulsel, pelapor atas nama Andi Jaka M, pekerjaan Karyawan Swasta (Wartawan) melaporkan atas nama Becce (Emmi Nur) selaku anggota Komite SMAN 5 Makassar terkait dugaan tindak pidana sengaja menghalang-halangi melakukan konfirmasi ataupun wawancara wartawan.

Namun ada keanehan dalam surat pengaduan itu, nama terlapor berbeda dengan nama sebenarnya. Becce merupakan nama samaran yang disampaikan melalui video viral itu, dan bukan nama asli terlapor.

 

Pewarta : M Darwin Fatir
Editor : Suriani Mappong
Copyright © ANTARA 2024