Makassar (ANTARA) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengidentifikasi anak usia 6-12 tahun yang rencananya akan divaksinasi target, sebanyak 26 juta anak.
"Jumlah anak yang kita identifikasi sekitar 26 juta, jadi kalau misalnya diputuskan Presiden, ada tambahan target vaksinasi 26 juta," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Makassar, Selasa.
Terkait vaksinasi pada anak, Kemenkes sedang mengkaji beberapa jenis vaksin yang dianggap paling cocok dan tepat untuk anak dengan efek yang paling kecil.
Budi Gunadi mengakui Kejadian Pasca Imunisasi (KIPI) pada anak merupakan pertimbangan terpenting dalam menjaga kondisi anak.
“Vaksin anak baru disetujui sekarang, karena untuk anak ada alternatif seperti sinovac, sinopharm. Nanti kita lihat mana yang paling kecil dampaknya, karena kita harus menjaga KIPI anak. Kalau sudah memilih, kita akan lakukan. lakukan vaksinasi,” kata Budi.
Karena itu, Kemenkes juga menunggu rekomendasi jenis vaksin yang cocok untuk anak.
“Sementara kami merawat anak-anak, saya juga memberi tahu mereka bahwa risiko tertinggi masuk rumah sakit dan meninggal adalah orang tua (lansia) jadi bukan anak-anak, remaja atau orang dewasa tetapi orang tua,” kata Budi.
Menurut dia, cakupan vaksinasi lansia masih cukup rendah yaitu 40 persen secara nasional, sehingga vaksinasi di daerah-daerah yang diminta harus diintensifkan, termasuk Sulawesi Selatan yang baru mencapai 18,01 persen hingga 31 Oktober.
“Jadi sembari sibuk memvaksinasi orang lain, jangan lupa prioritas kemudahan masuk rumah sakit tertinggi adalah lansia dan harus didorong,” ujarnya.
"Jumlah anak yang kita identifikasi sekitar 26 juta, jadi kalau misalnya diputuskan Presiden, ada tambahan target vaksinasi 26 juta," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Makassar, Selasa.
Terkait vaksinasi pada anak, Kemenkes sedang mengkaji beberapa jenis vaksin yang dianggap paling cocok dan tepat untuk anak dengan efek yang paling kecil.
Budi Gunadi mengakui Kejadian Pasca Imunisasi (KIPI) pada anak merupakan pertimbangan terpenting dalam menjaga kondisi anak.
“Vaksin anak baru disetujui sekarang, karena untuk anak ada alternatif seperti sinovac, sinopharm. Nanti kita lihat mana yang paling kecil dampaknya, karena kita harus menjaga KIPI anak. Kalau sudah memilih, kita akan lakukan. lakukan vaksinasi,” kata Budi.
Karena itu, Kemenkes juga menunggu rekomendasi jenis vaksin yang cocok untuk anak.
“Sementara kami merawat anak-anak, saya juga memberi tahu mereka bahwa risiko tertinggi masuk rumah sakit dan meninggal adalah orang tua (lansia) jadi bukan anak-anak, remaja atau orang dewasa tetapi orang tua,” kata Budi.
Menurut dia, cakupan vaksinasi lansia masih cukup rendah yaitu 40 persen secara nasional, sehingga vaksinasi di daerah-daerah yang diminta harus diintensifkan, termasuk Sulawesi Selatan yang baru mencapai 18,01 persen hingga 31 Oktober.
“Jadi sembari sibuk memvaksinasi orang lain, jangan lupa prioritas kemudahan masuk rumah sakit tertinggi adalah lansia dan harus didorong,” ujarnya.