Makassar (ANTARA News) - Direktur Konservas Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Maryam Ayuni mengatakan, kelompok industri tercatat menggunakan 40 persen dari total konsumsi energi.

"Indonesia termasuk negara yang boros energi, dimana kelompok industri termasuk pengonsumsi energi terbesar," kata Maryam pada Pekan Efisiensi Energi di Makassar, Selasa.

Akibat hal itu, lanjut dia, kelompok industri sangat penting untuk melakukan efisiensi energi, mengingat ketersediaan sumber energi yang berasal dari fosil memiliki batasan waktu.

Sebagai gambaran, lanjut dia, ketersediaan energi bumi atau fosil diprediksi hanya 20 - 30 tahun ke depan, bahkan menurut analisa salah satu bank internasional sisa, cadangan minyak dunia tinggal 50 tahun lagi.

Berkaitan dengan hal tersebut, industri perlu melakukan efisiensi untuk menekan biaya operasional dan meningkatkan daya saing industri.

"Sekaligus untuk dalam menghadapi keterbatasan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui itu," katanya.

Menurut dia, untuk melakukan efisiensi energi maka pemerintah Indonesia bekerjasama dengan pemerintah Denmark menggencarkan penggunaan teknologi baru untuk menghemat energi.

Salah satu upaya tersebut, lanjut dia, penerapan program gedung hemat energi untuk mendorong pembangunan hemat energi sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) yang sudah mulai dilakukan pada Oktober 2010.

Selain itu, mendorong kelompok industri untuk mencari sumber energi baru untuk menggantikan bahan bakar yang digunakan selama ini misalnya batu bara atau solar.

"Salah satu perusahaan yang sudah menerapkan hal itu adalah PT Semen Tonasa yang telah mendapatkan penghargaan sebagai perusahaan terbaik penggunaan efisiensi energi di tingkat ASEAN pada 2010," katanya. 
(T.S036/B012) 

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024