Makassar (ANTARA) - Direktur PT Perkebunan Nusantara XIV, Suhendri mengatakan pihaknya siap mengembangkan sapi jenis waqyu untuk membantu menyejahterakan masyarakat.
"Hal itu sudah kami sampaikan dan bahas bersama CEO PT Asiabeef Biofarm Indonesia (ABI) ketika berkunjung ke Kantor Kementerian Pertanian Republik Indonesia pekan lalu," kata Suhendri di Makassar, Kamis.
Dia mengatakan upaya pengembangan sapi waqyu bersama mitra dibawah pembinaan Kementerian Pertanian itu sekaligus untuk mengoptimalkan aset yang dimiliki oleh PT Perkebunan Nusantara XIV.
Optimalisasi asset yang dimaksud ialah pemanfaatan lahan di Sakkoli Kabupaten Wajo dan Kabupaten Sidrap untuk pengembangan sapi ternak jenis wagyu.
Sapi wagyu memiliki nilai jual daging yang tinggi dan laris di pasaran.
PTPN XIV memiliki kurang lebih lahan di Kabupaten Wajo dan Kabupaten Sidrap yang belum digarap.
Sementara itu, Kepala Bagian Perencanaan & Manajemen Sistem PTPN XIV Hamsa mengatakan ide ini muncul saat kunjungan Direktur PTPN XIV menemui Gubernur NTT.
"Pak Gubernur paham betul tentang PTPN XIV. NTT ini kan diharapkan bisa menjadi daerah penghasil daging, namun karena keterbatasan area Pak Gubernur menyarankan untuk dikembangkan di lahan PTPN XIV di Sulsel. Akhirnya beliau membuka komunikasi dengan Pak Mentan, diaturkan waktu hingga Pak Direktur dapat berkunjung kesana,” tuturnya.
Hamsa mengatakan pemilihan lahan di Kabupaten Wajo dan Kabupaten Sidrap dilakukan bukan tanpa alasan.
Lahan tersebut merupakan area peternakan yang dulunya dimiliki oleh PT Bina Mulya Ternak (Persero). Pada tahun 1996, lahan tersebut resmi menjadi milik PT Perkebunan Nusantara XIV setelah terjadi peleburan antara PT Perkebunan XXVIII (Persero), PT Perkebunan XXXII (Persero), eks proyek pengembangan PT Perkebunan XXIII (Persero) dan PT Bina Mulya Ternak (Persero).
Oleh karena itu, lanjut dia, Menteri Pertanian menyambut baik rencana yang disampaikan oleh Direktur PTPN XIV. Hal tersebut sejalan dengan visi Kementan untuk mewujudkan swasembada daging di Indonesia. Selain itu, rencana ini juga membuka kesempatan bagi Sulawesi Selatan menjadi daerah komoditas daging selain Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Tapi sampai saat ini, rencana tersebut belum disampaikan ke Perencanaan dan Manajemen Sistem (Renmas), sehingga belum dibuatkan kajian lebih lanjut terkait kesesuaian lahan dan teknis lainnya.
"Mungkin Pak Direktur menunggu penandatangan dengan PT ABI terkait kerjasama unit Kabaru terlebih dahulu. Bukan tak mungkin, jika kerjasama tersebut lancar akan membuka kesempatan untuk menggandeng PT ABI terkait rencana ini," kata Hamsa.
Apabila rencana ini terealisasi, tambahnya, tentu akan menjadi angin segar bagi PTPN XIV untuk turut andil dalam swasembada daging yang dicanangkan oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Ilustrasi suasana pertemuan Direktur PT Perkebunan Nusantara XIV, Suhendri dengan Menteri Pertanian H Syahrul Yasin Limpo untuk membahas penggunaan lahan untuk pengembangan sapo wagyu. Antara / HO- PTPN XIV
"Hal itu sudah kami sampaikan dan bahas bersama CEO PT Asiabeef Biofarm Indonesia (ABI) ketika berkunjung ke Kantor Kementerian Pertanian Republik Indonesia pekan lalu," kata Suhendri di Makassar, Kamis.
Dia mengatakan upaya pengembangan sapi waqyu bersama mitra dibawah pembinaan Kementerian Pertanian itu sekaligus untuk mengoptimalkan aset yang dimiliki oleh PT Perkebunan Nusantara XIV.
Optimalisasi asset yang dimaksud ialah pemanfaatan lahan di Sakkoli Kabupaten Wajo dan Kabupaten Sidrap untuk pengembangan sapi ternak jenis wagyu.
Sapi wagyu memiliki nilai jual daging yang tinggi dan laris di pasaran.
PTPN XIV memiliki kurang lebih lahan di Kabupaten Wajo dan Kabupaten Sidrap yang belum digarap.
Sementara itu, Kepala Bagian Perencanaan & Manajemen Sistem PTPN XIV Hamsa mengatakan ide ini muncul saat kunjungan Direktur PTPN XIV menemui Gubernur NTT.
"Pak Gubernur paham betul tentang PTPN XIV. NTT ini kan diharapkan bisa menjadi daerah penghasil daging, namun karena keterbatasan area Pak Gubernur menyarankan untuk dikembangkan di lahan PTPN XIV di Sulsel. Akhirnya beliau membuka komunikasi dengan Pak Mentan, diaturkan waktu hingga Pak Direktur dapat berkunjung kesana,” tuturnya.
Hamsa mengatakan pemilihan lahan di Kabupaten Wajo dan Kabupaten Sidrap dilakukan bukan tanpa alasan.
Lahan tersebut merupakan area peternakan yang dulunya dimiliki oleh PT Bina Mulya Ternak (Persero). Pada tahun 1996, lahan tersebut resmi menjadi milik PT Perkebunan Nusantara XIV setelah terjadi peleburan antara PT Perkebunan XXVIII (Persero), PT Perkebunan XXXII (Persero), eks proyek pengembangan PT Perkebunan XXIII (Persero) dan PT Bina Mulya Ternak (Persero).
Oleh karena itu, lanjut dia, Menteri Pertanian menyambut baik rencana yang disampaikan oleh Direktur PTPN XIV. Hal tersebut sejalan dengan visi Kementan untuk mewujudkan swasembada daging di Indonesia. Selain itu, rencana ini juga membuka kesempatan bagi Sulawesi Selatan menjadi daerah komoditas daging selain Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Tapi sampai saat ini, rencana tersebut belum disampaikan ke Perencanaan dan Manajemen Sistem (Renmas), sehingga belum dibuatkan kajian lebih lanjut terkait kesesuaian lahan dan teknis lainnya.
"Mungkin Pak Direktur menunggu penandatangan dengan PT ABI terkait kerjasama unit Kabaru terlebih dahulu. Bukan tak mungkin, jika kerjasama tersebut lancar akan membuka kesempatan untuk menggandeng PT ABI terkait rencana ini," kata Hamsa.
Apabila rencana ini terealisasi, tambahnya, tentu akan menjadi angin segar bagi PTPN XIV untuk turut andil dalam swasembada daging yang dicanangkan oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia.