Makassar (ANTARA) - Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) akan membantu mendeteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) yang trennya kini juga menyasar kalangan muda, akibat gaya hidup yang tidak sehat.

Pendiri SPEAK Indonesia, Wiwit dalam diskusi media virtual di Makassar, Jumat mengatakan, pihaknya yang bermitra dengan lembaga non profit dan pemerintah yang fokus di bidang kesehatan mengatakan peningkatan PTM akan terus berlanjut karena faktor risiko seperti kurang aktivitas fisik, merokok dan kurang konsumsi sayur dan buah meningkat.

Sebagai gambaran, dari segi kurangnya aktivitas fisik pada penduduk di atas 10 tahun pada tahun 2013 tercatat 26,1 persen, sedangkan pada tahun 2018 meningkat menjadi 33,5 persen.

Pada usia yang sama pada tahun 2013 populasi perokok mencapai 29,3 persen dan pada tahun 2018 menurun menjadi 28,8 persen. Sedangkan pada tahun 2013 diatas 5 tahun yang kurang mengkonsumsi buah dan sayur sebanyak 93,5 persen dan meningkat menjadi 95,5 persen pada tahun 2018.

Sehubungan dengan hal tersebut, lanjutnya, dari bentuk kegiatan Germas di lapangan lebih ditekankan melakukan aktivitas fisik, mengkonsumsi sayur dan buah-buahan, tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol, memeriksakan kesehatan secara teratur, membersihkan lingkungan dan menggunakan toilet.

Hal itu dibenarkan oleh Perencana Muda/Koordinator Tim Germas Bappenas, MD Arifin.

Menurutnya, tantangan Germas di lapangan semakin meningkat. Hal ini tercermin dari hasil survei Riskesdas 2018 yang menunjukkan adanya peningkatan PTM khususnya diabetes, hipertensi dan obesitas.

Oleh karena itu, dari kota hingga pelosok desa terus didorong untuk membudayakan Germas untuk hidup sehat. Sejumlah daerah sudah mulai menerapkannya seperti Kampung Sehat di Boyolali, Jawa Tengah dan Desa Lompulle, Kabupaten Soppeng di Sulawesi Selatan.
  Tangkapan layar ilustrasi tampilan Pendiri SPEAK Indonesia, Wiwit pada diskusi media virtual yang mengusung tema "Membudayakan GERMAS Melalui Pemberitaan Media Massa" yang dihadiri oleh para pelaku media di Makassar. Antara/ Suriani Mappong
 

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024