Gowa (ANTARA) - Badan Sandi Siber Negara (BSSN) mendorong seluruh daerah di Indonesia agar memiliki tim keamanan siber atau Computer Security Incident Response Team (CSIRT).

Direktur Penanggulangan dan Pemulihan Pemerintah BSSN Hasto Prastowo di Gowa, Sulawesi Selatan, Rabu, mengatakan Kabupaten Gowa menjadi kabupaten pertama di Indonesia Timur yang telah memiliki CSIRT.

"Kabupaten Gowa ini adalah yang pertama di Sulsel dan bahkan di Indonesia Timur yang sudah memiliki CSIRT," ujarnya saat menghadiri Launching CSIRT, penerbitan tanda tangan elektronik dan aplikasi disposisi online, di Gowa.

Hasto menjelaskan CSIRT adalah organisasi atau tim yang bertanggung jawab untuk menerima, meninjau dan menanggapi laporan dan aktivitas insiden keamanan siber.

Tim ini bentuk dengan tujuan untuk melakukan penyelidikan komprehensif dan melindungi sistem atau data atas insiden keamanan siber yang terjadi pada organisasi. 

Selain itu, CSRIT juga dibentuk untuk melakukan pencegahan insiden dengan cara terlibat aktif pada penilaian dan deteksi ancaman, perencanaan mitigasi, dan tinjauan atas arsitektur keamanan informasi organisasi.

Ia mengakui, dengan hadirnya CSIRT di Gowa, telah menambah daerah yang telah ditargetkannya untuk memanfaatkan teknologi tersebut. Kabupaten Gowa menjadi kabupaten kedelapan dari 517 kabupaten dan kota di Indonesia yang memiliki CSIRT.

"Dalam RPJMN, BSSN diharapkan membentuk 121 CSIRT, di tahun 2021 ini kita sudah membangun 35 CSIRT di tingkat kementerian/lembaga dan daerah. Kabupaten Gowa ini menjadi kabupaten/kota pertama lingkup Sulawesi, sementara lingkup nasional itu kedelapan dari 514 kabupaten/kota di Indonesia," ungkapnya.

   

Hasto Prastowo mengaku, inovasi ini sangat bagus dilakukan, mengingat sesuai dengan kebutuhan zaman di era teknologi, karena CSIRT tersebut yaitu suatu tim yang akan melindungi dan menjaga sehingga tata kelola digitalisasi yang dilakukan di Kabupaten Gowa bisa terjaga dan dapat dipercaya masyarakat. 

"Ancaman bisa datang dari luar dan dalam, sistemnya sendiri bagiamana, itu yang harus kita jaga. Jadi kita melindungi ditahap antisipasi sehingga tidak tertinggal di zaman teknologi yang menjadi kebutuhan saat ini," tambahnya. 

Sementara Penjabat Sekretaris Daerah Gowa, Kamsina mengatakan saat ini rentannya informasi atau data terhadap ancaman yang juga menggunakan perangkat atau jejaring elektronik, sehingga keberadaan manajemen sekuriti yang dilauncing hari ini yang dinakaman Gowakab-Csirt menjadi jawaban untuk melindungi dan menjaga keamanan transaksi yang bermediakan elektronik. 

"Manajemen Security ini memiliki fungsi yang melindungi jaringan dan sistem telekomunikasi dari akses-akses ilegal baik berupa user aksi maupun hal lain yang mempengaruhi fungsi-fungsi dari jaringan atau sistem tersebut," jelasnya. 

Kepala Dinas Informatika Statistik dan Persandian Kabupaten Gowa, Arifuddin Saeni menjelaskan CSIRT merupakan organisasi atau tim yang bertanggung jawab untuk menerima, meninjau, dan menanggapi laporan dan aktivitas insiden keamanan siber yang dicanangkan oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Republik Indonesia. 

"Pembentukan Gowakab-CSIRT dan sertifikat memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran terhadap ancaman keamanan siber di lingkup Pemerintah Kabupaten Gowa kerjasama sinergitas pengamanan siber antar instansi," ucapnya.

Pewarta : Muh. Hasanuddin
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024