Makassar (ANTARA News) - Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) bertekad meningkatkan pembenahan pengelolaan arsip untuk meningkatkan pelayanan informasi terhadap masyarakat.

Kepala BPAD Provinsi Sulsel Ama Saing di Makassar, Selasa, mengatakan, berdasarkan survei yang dilakukannya, pengelolaan arsip daerah belum cukup rapih sehingga perlu dilaksanakan upaya-upaya pembenahan mengikuti standar internasional.

Pemeliharaan dan penyelamatan arsip, jelasnya, membutuhkan sumber daya manusia dan biaya yang tinggi salah satunya karena arsip harus disimpan dengan suhu tertentu penyejuk udara harus dioperasikan 24 jam.

Khusus sumber daya manusia, pihaknya bekerja sama dengan Universitas Hasanuddin untuk peningkatan pengetahuan tentang kearsipan dengan membuka jurusan kearsipan.

"Ini terkait pelayanan baik terhadap masyarakat untuk memperoleh informasi dengan cepat dan juga undang-undang informasi publik," katanya.

Masyarakat juga diharapkan mengetahui bahwa BPAD menyimpan khasanah ilmu pengetahuan dari karya intelektual daerah. Hingga kini, pihaknya telah tersimpan hingga 40 ribu larik arsip yang jika dibentangkan mencapai 40 ribu kilometer.

Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), M. Asichin mengatakan, penghargaan kearsipan yang diberikan kepada Provinsi Sulsel, karena provinsi ini merupakan daerah yang pertama di Indonesia yang lembaga kearsipan daerah. Selain itu, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo dinilai mendorong kemajuan pelestarian dokumen-dokumen di Sulsel.

"Pelestarian dokumen ini harus diteruskan untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat kita," ujarnya yang menambahkan pihaknya kini tengah melaksanakan program arsip masuk desa untuk percepatan pelayanan terhadap masyarakat. Anggaran program, menggunakan dana dekonsentrasi dan pendampingan dari APBD. 
(T.KR-RY/S016) 

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024