Makassar (ANTARA) - Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Dadi Makassar, Sulawesi Selatan, tengah fokus meningkatkan pelayanan di 2022 guna mengubah stigma masyarakat terhadap rumah sakit ini sebagai pelayanan khusus ODGJ (orang dengan gangguan jiwa).

Direktur RSKD Dadi Makassar dr Arman Bausat di Makassar, Jumat mengatakan pengembangan layanan menjadi hal utama dalam mengubah stigma masyarakat bahwa RSKD Dadi tidak hanya melayani ODGJ atau pengobatan jiwa namun juga mampu melayani pasien umum.

"Fokus sekarang adalah untuk pengembangan layanan, bagaimana mengubah stigma RS Dadi sebagai rumah sakit jiwa, itu menjadi lebih baik. Kemudian bagaimana mengubah stigma RS Dadi yang tadinya khusus untuk jiwa dan bisa juga melayani pasien yang bukan jiwa," urai dr Arman menjelaskan.

Baca juga: 500 ODGJ RSKD Dadi Makassar siap divaksin COVID-19

Baca juga: Menko PMK perintahkan selesaikan BPJS ODGJ RSKD Dadi Makassar

Menurutnya, dalam pelayanan RSKD Dadi telah ditunjang berbagai sarana dan prasarana yang telah dilakukan sebelumnya, salah satunya ialah memblokade area pasien ODGJ dan pasien umum guna menciptakan rasa nyaman dan aman bagi pasien umum dan pengunjung.

"Itulah upaya yang coba kita blok, bahwa mereka (pasien ODGJ) tidak boleh lagi campur dengan pasien non jiwa, itu sudah kita jalankan," ujar dr Arman.

Selain itu, performa pelayanan RSKD Dadi mulai dibenahi dari internal maupun eksternal agar melahirkan mutu pelayanan yang semakin meningkat.

Baca juga: Kemenkes rencanakan pembangunan RS Jantung di Sulawesi Selatan

"Pada wilayah internal, upaya yang dilakukan seperti waktu tunggu dipersingkat atau minimal kepuasan pasien semakin baik," kata dr Arman.

Sementara pada sisi eksternalnya, sosialisasi ke masyarakat akan menjadi salah satu prioritas bahwasanya RSKD Dadi tidak hanya berfokus pada pelayanan jiwa.

Sebab RS milik Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan ini juga memiliki beberapa dokter ahli selain penyakit jiwa, mulai dari ahli THT, mata, ahli bedah, kandungan. RS ini memiliki 500 tempat tidur untuk pasien jiwa dan 250 tempat tidur pasien umum.

"Dokter ahli hampir lengkap semua, cuma itu belum terekspos masih perlu dikembangkan," katanya.

Pewarta : Nur Suhra Wardyah
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024