Jakarta (ANTARA) - Temuan survei Indonesia Elections and Strategic (indEX) Research menunjukkan elektabilitas Partai Golkar dan Partai Demokrat menurun dalam tiga bulan belakangan.
"Partai Golkar turun dari 8,7 persen menjadi 7,0 persen sedangkan Partai Demokrat anjlok dari 10,6 persen menjadi 4,9 persen," kata peneliti indEX Research, Reza Reinaldi, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu.
Partai Demokrat yang sepanjang 2021 menikmati lonjakan elektabilitas tampaknya mulai kehilangan momentum seiring meredanya konflik di tubuh partai berlogo mercy tersebut. Sementara itu, Partai Golkar meskipun turun tetapi kembali ke posisi ketiga setelah PDI Perjuangan dan Partai Gerindra.
Elektabilitas PDI Perjuangan, kata dia, juga turun tetapi tetap unggul dengan perolehan 16,7 persen disusul Partai Gerindra 13,5 persen. Secara umum partai-partai cenderung stagnan dan hanya Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang mengalami tren kenaikan elektabilitas yakni 5,4 persen.
Menurut Reinaldi, kenaikan elektabilitas PSI terutama disumbang dari strategi partai pro milenial itu di Jakarta. Terakhir, dalam peringatan ulang tahun ketujuh PSI, Giring Ganesha, menghebohkan publik dengan pernyataan menolak calon wakil presiden pembohong.
Selain Partai Demokrat dan PSI, partai-partai lain yang berada pada papan tengah ialah PKB dengan elektabilitas 6,1 persen, PKS 5,5 persen dan Nasdem 4,0 persen. "Total delapan partai politik berhasil mengamankan diri di atas ketentuan parliamentary threshold," kata dia.
Beberapa partai politik juga terancam tidak bisa kembali ke Senayan yaitu PPP yang hanya memperoleh elektabilitas 2,5 persen dan PAN 1,1 persen. Dua partai baru masih harus berjuang keras supaya bisa lolos ke Senayan yakni Partai Ummat 1,3 persen dan Partai Gelora 1,0 persen.
Sisanya berada di papan bawah yaitu Perindo 0,8 persen, Partai Hanura 0,6 persen, PBB 0,3 persen, PKPI 0,2 persen dan Partai Berkarya 0,1 persen. Partai Garuda dan Partai Masyumi Reborn nihil dukungan dan pilihan lainnya 0,9 persen serta sisanya tidak tahu/tidak menjawab 28,1 persen.
Survei Index Research dilakukan pada 26 Desember 2021 hingga 5 Januari 2022 terhadap 1.200 orang yang mewakili semua provinsi. Responden dipilih secara acak bertingkat dan diwawancara secara tatap muka dengan penerapan protokol kesehatan. Untuk margin of error sekitar 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
"Partai Golkar turun dari 8,7 persen menjadi 7,0 persen sedangkan Partai Demokrat anjlok dari 10,6 persen menjadi 4,9 persen," kata peneliti indEX Research, Reza Reinaldi, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu.
Partai Demokrat yang sepanjang 2021 menikmati lonjakan elektabilitas tampaknya mulai kehilangan momentum seiring meredanya konflik di tubuh partai berlogo mercy tersebut. Sementara itu, Partai Golkar meskipun turun tetapi kembali ke posisi ketiga setelah PDI Perjuangan dan Partai Gerindra.
Elektabilitas PDI Perjuangan, kata dia, juga turun tetapi tetap unggul dengan perolehan 16,7 persen disusul Partai Gerindra 13,5 persen. Secara umum partai-partai cenderung stagnan dan hanya Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang mengalami tren kenaikan elektabilitas yakni 5,4 persen.
Menurut Reinaldi, kenaikan elektabilitas PSI terutama disumbang dari strategi partai pro milenial itu di Jakarta. Terakhir, dalam peringatan ulang tahun ketujuh PSI, Giring Ganesha, menghebohkan publik dengan pernyataan menolak calon wakil presiden pembohong.
Selain Partai Demokrat dan PSI, partai-partai lain yang berada pada papan tengah ialah PKB dengan elektabilitas 6,1 persen, PKS 5,5 persen dan Nasdem 4,0 persen. "Total delapan partai politik berhasil mengamankan diri di atas ketentuan parliamentary threshold," kata dia.
Beberapa partai politik juga terancam tidak bisa kembali ke Senayan yaitu PPP yang hanya memperoleh elektabilitas 2,5 persen dan PAN 1,1 persen. Dua partai baru masih harus berjuang keras supaya bisa lolos ke Senayan yakni Partai Ummat 1,3 persen dan Partai Gelora 1,0 persen.
Sisanya berada di papan bawah yaitu Perindo 0,8 persen, Partai Hanura 0,6 persen, PBB 0,3 persen, PKPI 0,2 persen dan Partai Berkarya 0,1 persen. Partai Garuda dan Partai Masyumi Reborn nihil dukungan dan pilihan lainnya 0,9 persen serta sisanya tidak tahu/tidak menjawab 28,1 persen.
Survei Index Research dilakukan pada 26 Desember 2021 hingga 5 Januari 2022 terhadap 1.200 orang yang mewakili semua provinsi. Responden dipilih secara acak bertingkat dan diwawancara secara tatap muka dengan penerapan protokol kesehatan. Untuk margin of error sekitar 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.