Gowa (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan telah melakukan beberapa upaya selama beberapa tahun terakhir untuk memitigasi bencana yang salah satunya adalah membentuk desa tangguh di desa dan kelurahan.

Kepala BPBD Gowa Ikhsan Parawansa di Gowa, Senin, mengatakan, seiring berjalannya waktu dan efektivitasnya, desa tangguh bencana (Destana) saat ini sudah hampir ada di setiap desa dan kelurahan.

"Awalnya desa tangguh bencana ini dibentuk akhir tahun 2018 dan seiring berjalannya waktu dan melihat efektivitasnya, yang tadinya hanya di Desa Bili-Bili, Kecamatan Bontomarannu dan Desa Panakkukang, Kecamatan Pallangga akhirnya ditingkatkan dan diadakan di hampir setiap desa/kelurahan," ujarnya.

Ikhsan menjelaskan, kondisi geografi dan topografi Kabupaten Gowa yang sebagian adalah pegunungan dan daratan sangat rawan bencana alam.

Dia menerangkan, jumlah kecamatan di Kabupaten Gowa sebanyak 18, di mana 9 kecamatan adalah dataran tinggi dan 9 kecamatan lainnya adalah dataran rendah.

Ia menyebutkan, bencana alam di dataran tinggi adalah pergeseran tanah, longsor dan kebakaran hutan. Sementara di dataran rendah adalah banjir, angin puting beliung dan pohon tumbang.

"Kalau di dataran tinggi itu kan pergeseran tanah dan longsor kalau musim penghujan. Kalau musim kemarau ada juga, seperti kebakaran hutan. Kita turun lagi di dataran rendah, banjir, pohon tumbang dan puting beliung. Belum lagi air meluap dari beberapa sungai dan di Makassar ada lautan juga," katanya.

Ikhsan Parawansa juga menyampaikan jika pihaknya rutin melaksanakan simulasi tanggap darurat, sebagai bagian dari mitigasi bencana serta melatih masyarakat untuk bertindak cepat tanpa harus panik di tengah bencana.

Menurutnya sosialisasi dan pelatihan terhadap masyarakat sebagai upaya mitigasi bencana untuk menghindari atau mengurangi dampak yang bisa ditimbulkan jika terjadi bencana.

"Yang kita lakukan saat ini, inilah yang namanya mitigasi, pencegahan sebelumnya. Minimal kita bisa mengurangi risiko atau dampak yang mungkin terjadi jika ada kejadian bencana," ujarnya.
    Ikshan melanjutkan, walaupun Kabupaten Gowa tidak memiliki potensi gempa, namun perlu tetap dipersiapkan terkait langkah-langkah yang harus dilakukan jika terjadi.

Dirinya menyebutkan untuk di Kabupaten Gowa potensi bencana yang bisa terjadi seperti, banjir, longsor, angin puting beliung dan kebakaran hutan dan lahan.

"Bersikap hati-hati dan waspada penting. Yang kita takutkan itu gerakan-gerakan tanah. Mudah-mudahan sesar-sesar yang ada di Kabupaten Gowa tidak seperti di daerah lain. Kita di Kabupaten Gowa masih dalam kondisi aman," terangnya.

Sementara langkah yang bisa dilakukan jika terjadi bencana yaitu tidak panik dan mengalamatkan diri terlebih dahulu. Menurutnya ini yang paling penting sebelum menyelamatkan yang lainnya.

"Saat kita berada dalam ruangan kemudian jika terjadi gempa, kita manfaatkan apa yang ada di dalam ruangan untuk berlindung. Misalnya berlindung di bawah meja, tetapi di bawah meja juga harus dekat kakinya bukan di tengah-tengahnya," jelasnya.

Kemudian untuk di luar ruangan, pada saat terjadi gempa, Iksan menyarankan agar mencari tempat terbuka jauh dari gedung ataupun pohon. Hal ini agar bisa terhindar runtuhan beton atau pohon.

Pewarta : Muh. Hasanuddin
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024