Makassar (ANTARA) - Sejumlah aktivis angkatan 1998 membentuk dan mendeklarasikan diri sebagai komunitas Barikade 98 Sulawesi Selatan untuk mendorong Erick Thohir kini menjabat sebagai Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara sebagai calon presiden (capres) pada pemilu 2024 mendatang.
“Untuk pengelolaannya ada enam dari 34 provinsi, kemarin di Palu, sekarang di Makassar dan nanti di Gorontalo,” kata Ketua Umum Barikade 98, Benny Ramdhani usai pengukuhan pengurus Barikade 98 Sulsel, di Makassar, Sulsel, Minggu
Ia menjelaskan, Barikade 98 ini terbentuk dari sejumlah aktivis 98. Kenapa dibentuk, karena disini sebagai tempat berkumpul, karena tidak ada kata pensiun bagi para aktivis, mengingat zaman selalu dinamis dan akan selalu ada perubahan.
"Dulu kami melakukannya karena rezim otoriter. Pak Erick Thohir adalah ketua dewan pengawas Barikade 98. Dia mengatakan.
Apalagi Erick memang dikenal kaya sejak lama. Hal kedua, yang dilakukannya bukan sekadar semangat, saat membubarkan 100 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tidak memberikan kontribusi kepada negara. Tentu saja ini adalah langkah yang luar biasa.
"Begini, kami telah mengangkat Pak Erick Thohir sebagai dewan pengawas, jauh sebelum orang lain mencalonkan diri. Orang yang berbeda bekerja untuk pencalonan, tetapi Pak Erick dicalonkan karena dia melihat karyanya," kata pria yang dikenal sebagai Brani.
Benny mengungkapkan, pencalonan orang lain bekerja dengan pencitraan dan itu terlihat saat menjenguk orang, tidak seperti Erick Thohir yang lebih banyak melakukan aksi nyata.
"Kita butuh 'kepemimpinan yang kuat', yang dimiliki Pak Erik dan semangatnya sejalan dengan reformasi 98," kata Kepala Badan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP2MI).
Ditanya apa kendaraan politik untuk maju sebagai kontestan, Benny mengatakan, meski tidak ada Partai Politik, tapi Erick unik, karena namanya dalam beberapa survei memiliki 'rating' tinggi sebagai kandidat.
Ketua Barikade 98 Sulsel Iwan Salassa usai dikonfirmasi menyatakan langsung bergerak menggelar Rapat Kerja (Raker) dan konsolidasi untuk memperluas jaringan ke daerah lain di Sulsel.
“Target kita selesaikan administrasi DPD, lalu laksanakan Raker daerah. Tugas tahap awal rekrutmen, perluasan Barikade di 24 kabupaten kota. Untuk Deklarasi, kita ikuti arahan pimpinan nasional dengan penuh komitmen, konsistensi , karena Barikade adalah bagian dari jaringan nasional yang tidak terpisahkan," katanya.
“Untuk pengelolaannya ada enam dari 34 provinsi, kemarin di Palu, sekarang di Makassar dan nanti di Gorontalo,” kata Ketua Umum Barikade 98, Benny Ramdhani usai pengukuhan pengurus Barikade 98 Sulsel, di Makassar, Sulsel, Minggu
Ia menjelaskan, Barikade 98 ini terbentuk dari sejumlah aktivis 98. Kenapa dibentuk, karena disini sebagai tempat berkumpul, karena tidak ada kata pensiun bagi para aktivis, mengingat zaman selalu dinamis dan akan selalu ada perubahan.
"Dulu kami melakukannya karena rezim otoriter. Pak Erick Thohir adalah ketua dewan pengawas Barikade 98. Dia mengatakan.
Apalagi Erick memang dikenal kaya sejak lama. Hal kedua, yang dilakukannya bukan sekadar semangat, saat membubarkan 100 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tidak memberikan kontribusi kepada negara. Tentu saja ini adalah langkah yang luar biasa.
"Begini, kami telah mengangkat Pak Erick Thohir sebagai dewan pengawas, jauh sebelum orang lain mencalonkan diri. Orang yang berbeda bekerja untuk pencalonan, tetapi Pak Erick dicalonkan karena dia melihat karyanya," kata pria yang dikenal sebagai Brani.
Benny mengungkapkan, pencalonan orang lain bekerja dengan pencitraan dan itu terlihat saat menjenguk orang, tidak seperti Erick Thohir yang lebih banyak melakukan aksi nyata.
"Kita butuh 'kepemimpinan yang kuat', yang dimiliki Pak Erik dan semangatnya sejalan dengan reformasi 98," kata Kepala Badan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP2MI).
Ditanya apa kendaraan politik untuk maju sebagai kontestan, Benny mengatakan, meski tidak ada Partai Politik, tapi Erick unik, karena namanya dalam beberapa survei memiliki 'rating' tinggi sebagai kandidat.
Ketua Barikade 98 Sulsel Iwan Salassa usai dikonfirmasi menyatakan langsung bergerak menggelar Rapat Kerja (Raker) dan konsolidasi untuk memperluas jaringan ke daerah lain di Sulsel.
“Target kita selesaikan administrasi DPD, lalu laksanakan Raker daerah. Tugas tahap awal rekrutmen, perluasan Barikade di 24 kabupaten kota. Untuk Deklarasi, kita ikuti arahan pimpinan nasional dengan penuh komitmen, konsistensi , karena Barikade adalah bagian dari jaringan nasional yang tidak terpisahkan," katanya.