Makassar (ANTARA News) - Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) tengah mengkaji ekspor madu dalam bentuk kapsul.

"Salah satu kajian tim ahli kami adalah ekspor dalam bentuk kapsul, satu kilogram bisa 2.000 biji kali Rp1.000, Rp2 juta, hitungan kasarnya seperti itu," kata Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sulsel Syukri Mattinetta di Makassar, Kamis.

Provinsi Sulsel melalui eksportir telah dua kali mengekspor madu ke Malaysia dalam wadah jerigen per 10 liter dan belum dikemas pada 2011.

Saat ini, lanjutnya, belum ada rencana ekspor karena kondisi cuaca tidak mendukung pengumpul melakukan penangkapan lebah. Pihaknya kini tengah fokus melakukan uji coba penangkaran lebah madu di Kabupaten Wajo sehingga perkembangannya dapat diawasi.

"Mudah-mudahan berhasil karena dengan kelambu raksasa harusnya mudah dikendalikan. Koloni lebah bisa dipelihara dan diatur untuk dibudidayakan," jelasnya.

Realisasi produksi madu pada 2011 mencapai 2,5 ton, uji coba penangkaran dilakukan sebagai upaya meningkatkan produksi madu yang ditargetkan mencapai empat ton pada 2012 sekaligus untuk memenuhi target ekspor.

"Tidak susah sepanjang ada ahlinya. Kami juga akan melatih orang-orang yang berminat mengembangkan madu. Sudah ada beberapa proposal masuk dari daerah tapi saya minta untuk dimagangkan dulu di Wajo," jelasnya.

Lokasi uji coba penangkaran lebah madu juga akan terus diperluas secara bertahap karena dengan luas kawasan hutan Sulsel yang mencapai 47 persen, seluruh daerah berpotensi mengembangkannya.

"Tahun ini ditambah lagi lahannya. Bertahap, saya yakin sekali bisa, potensi produksi sangat besar hanya karena belum dimassalkan. Kalau tim ahli merekomendasikan untuk dimassalkan, kita massalkan, ini kan masih tahap uji coba," jelasnya. (T.KR-RY/S025) 


Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024