Makassar (ANTARA News) - Sebanyak 20 ribu ton lebih pupuk bersubsidi untuk kebutuhan petani di Sulawesi Selatan sempat tertahan di laut.

Direktur Utama Pusri Holding Arifin Tasrif di Makassar, Kamis, menjelaskan distribusi pupuk di Sulsel melalui Pelabuhan Makassar dan Parepare yang terdistribusi baru 3.400 ton, dan lebih dari 20 ribu ton lainnya sempat tertahan di laut.

"Sekarang sudah jalan semua, sudah dibongkar dan didistribusikan ke seluruh daerah. Dari Bontang dan Gresik juga sudah disiapkan pengapalan selanjutnya," katanya usai menemui Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo.

Menurut dia, banyak masalah yang menyebabkan keterlambatan distribusi pupuk pada awal musim tanam 2012.

"Kemarin ini banyak masalah, lalu lintas di pelabuhan padat, kemudian cuaca. Petani belum mau menanam sehingga kapasitas gudang penuh. Tetapi begitu mulai menanam, dari gudang mengalir sementara macetnya di pelabuhan," jelasnya.

Pihaknya telah menyiapkan langkah-langkah untuk mengantisipasi agar keterlambatan distribusi pupuk tidak terulang, yakni melakukan penambahan gudang berkapasitas hingga 90 ribu ton.

Tujuannya untuk memperbanyak persediaan pupuk di Sulsel. "Intinya tambah gudang dulu untuk menyimpan stok pabrik di gudang di Sulsel," ujarnya.

Langkah berikutnya adalah memperbaiki jaringan distribusi hingga ke pelosok-pelosok daerah dengan memperbanyak kios-kios penjualan.

Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo mengatakan, dalam pertemuan terjadi kesepakatan dengan Petrokimia Gresik dan Pupuk Kaltim dua perusahaan di bawah Pusri Holding bahwa kebutuhan 700 ribu ton pupuk Sulsel per tahun tidak boleh bersoal.

Ia menekankan pupuk adalah salah satu kebutuhan pokok dalam proses pertanian yang tidak bisa ditunda apalagi pertanian adalah program utama Sulsel.

"Kita minta semua kelemahan yang ada harus dibenahi kita sepakati tiga hal, pertama perbaiki manajemen distribusi, membangun sistem permanen pergudangan sehingga ada gudang besar di sini dan persediaan tidak dipatok per musim, kemudian penambahan sejumlah peralatan yang lebih baik," jelasnya.

Manajemen distribusi itu, menurut dia juga termasuk melakukan evaluasi terhadap distributor-distributor setiap tahun.

"Kita tidak bisa biarkan mereka dalam tingkat yang terlalu nyaman sehingga lupa akan kewajibannya," katanya.
Pendistribusian pupuk sejak dibenahi mulai 2008, kata dia, berjalan cukup lancar, namun kali ini ada gangguan cuaca ekstrim sehingga menghambat distribusi.

Selain itu, terjadi peningkatan kapasitas produksi padi Sulsel sebesar 15 persen per tahun sehingga diikuti dengan peningkatan kebutuhan pupuk.

"Volume pelabuhan kita juga sudah sangat kecil sekarang dengan jumlah kapal yang masuk cukup besar, jadi tidak boleh terlalu lama bongkar muat, bisa antri 20-30 kapal," jelasnya.

Sementara itu, target surplus produksi beras Sulsel untuk mendukung persediaan beras nasional masih ditarget sebanyak dua juta ton. "Saya berharap lebih tapi kita tetap pada patokan dua juta," ujarnya.(T.KR-RY/M008) 

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024