Mamuju (ANTARA) - Warga mengeluhkan kondisi jalan transSulawesi di Desa Takandeang Kecamatan Tapalang Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) yang mengalami kerusakan namun belum juga diperbaiki pihak terkait sehingga kondisi jalan berlumpur dan licin ketika hujan.
"Sudah setahun jalan transSulawesi di Takandeang Mamuju dikerjakan, namun belum ada tanda tanda akan selesai, sehingga muncul lumpur dan jalan menjadi licin saat hujan yang membahayakan pengendara saat melintas," kata Said salah seorang warga di Mamuju, Sabtu.
Ia mengatakan jalan tersebut kini semakin sulit dilalui kendaraan karena ketika hujan jalan itu menjadi berlumpur dan licin.
"Jalan poros tersebut juga diberlakukan sistem buka tutup karena longsor juga sering terjadi, akibat jalan poros tersebut dalam kondisi dikerjakan," katanya.
Menurut dia, alat berat eskavator setiap hari mengikis tebing gunung di sepanjang jalan Takandeang, agar jalan wilayah tersebut tidak terus menerus longsor, akibatnya, timbunan bekas dikikis alat berat itu kemudian jatuh ke jalan dan jalan menjadi rusak.
Erwin, warga lainnya mengatakan jalan tersebut diberlakukan sistem buka tutup, agar tidak menimbulkan risiko, karena di sisi jalan selain terdapat gunung juga terdapat jurang.
"Hanya separuh badan jalan saja yang bisa dibersihkan dan aman untuk dilalui kendaraan yang akan melintas, sehingga sistem buka tutup dilakukan," katanya.
Ia berharap agar jalan tersebut dapat dipercepat pekerjaannya agar antrian kendaraan terjadi baik dari arah Kota Mamuju maupun dari Majene hingga beberapa kilometer akibat sistem buka tutup tidak terjadi lagi dan keluhan masyarakat teratasi.
"Masyarakat harus antre sampai beberapa jam untuk bisa melintasi dengan sistem buka tutup ini, sehingga pemerintah diminta segera mempercepat perbaikan jalan tersebut karena sudah setahun masyarakat kesulitan melintasi jalan itu," katanya.
Ia berharap jalan transSulawesi tersebut dapat selesai dikerjakan sebelum bulan suci Ramadhan dan lebaran Idul Fitri agar masyarakat dapat lancar melakukan aktivitasnya.
"Sudah setahun jalan transSulawesi di Takandeang Mamuju dikerjakan, namun belum ada tanda tanda akan selesai, sehingga muncul lumpur dan jalan menjadi licin saat hujan yang membahayakan pengendara saat melintas," kata Said salah seorang warga di Mamuju, Sabtu.
Ia mengatakan jalan tersebut kini semakin sulit dilalui kendaraan karena ketika hujan jalan itu menjadi berlumpur dan licin.
"Jalan poros tersebut juga diberlakukan sistem buka tutup karena longsor juga sering terjadi, akibat jalan poros tersebut dalam kondisi dikerjakan," katanya.
Menurut dia, alat berat eskavator setiap hari mengikis tebing gunung di sepanjang jalan Takandeang, agar jalan wilayah tersebut tidak terus menerus longsor, akibatnya, timbunan bekas dikikis alat berat itu kemudian jatuh ke jalan dan jalan menjadi rusak.
Erwin, warga lainnya mengatakan jalan tersebut diberlakukan sistem buka tutup, agar tidak menimbulkan risiko, karena di sisi jalan selain terdapat gunung juga terdapat jurang.
"Hanya separuh badan jalan saja yang bisa dibersihkan dan aman untuk dilalui kendaraan yang akan melintas, sehingga sistem buka tutup dilakukan," katanya.
Ia berharap agar jalan tersebut dapat dipercepat pekerjaannya agar antrian kendaraan terjadi baik dari arah Kota Mamuju maupun dari Majene hingga beberapa kilometer akibat sistem buka tutup tidak terjadi lagi dan keluhan masyarakat teratasi.
"Masyarakat harus antre sampai beberapa jam untuk bisa melintasi dengan sistem buka tutup ini, sehingga pemerintah diminta segera mempercepat perbaikan jalan tersebut karena sudah setahun masyarakat kesulitan melintasi jalan itu," katanya.
Ia berharap jalan transSulawesi tersebut dapat selesai dikerjakan sebelum bulan suci Ramadhan dan lebaran Idul Fitri agar masyarakat dapat lancar melakukan aktivitasnya.