Jakarta (ANTARA) - Petarung Indonesia, Adrian Mattheis bertekad mengalahkan mantan juara dunia ONE Championship divisi Strawweight sekaligus sang idola, Alex Silva pada laga yang bertajuk ONE: LIGHTS OUT di Singapore Indoor Stadium, Singapura, Jumat (11/3).
Adrian Mattheis, berdasarkan data dari ONE Championship, Rabu merupakan satu dari dua petarung Indonesia yang bakal unjuk kemampuan di laga tersebut. Satu lagi adalah Eko Roni Saputra yang akan berhadapan dengan petarung Kamboja, Chan Rothana.
Harapan petarung asal Papua untuk mengalahkan lawan memang bukan tanpa alasan. Adrian Mattheis selama ini dikenal sebagai pencetak KO. Dari sembilan kemenangan yang telah ia raih, empat datang lewat KO/TKO dan empat lewat submission. Satu kemenangan lain diraih lewat keputusan juri.
Meski memiliki tekad tinggi, Adrian Mattheis harus tetap waspada mengingat calon lawan asal Brazil itu dikenal sebagai grappler yang handal dan merupakan pemilik sabuk hitam BJJ. Saat ini, Alex Silva memegang rekor sebagai pemilik kemenangan submission terbanyak di kelasnya yaitu delapan.
“Karena saya akan berhadapan dengan seorang grappler, saya fokus untuk tidak bermain di ranah lawan. Saya akan membawa pertandingan jadi adu pukul. Ketika dia mencoba take down, saya bisa menanganinya dan tetap berlaga di atas. Tapi jika saya di bawa ke bawah, saya tetap bisa mengimbangi dia toh,” kata Adrian Mattheis dalam keterangan resminya.
Dengan modal sebagai mantan juara dunia BJJ, kemampuan Alex Silva dalam mengunci lawan tentu tidak bisa diragukan. Namun, Adrian percaya kekuatan pukulan serta tendangan miliknya bisa jadi faktor pembeda saat menghadapi atlet 39 tahun tersebut.
“Sudah pasti kita akan baku tumbuk, ya! Pokoknya saya mencoba untuk bertahan di atas dan terus bertukar pukulan. Saya niatnya untuk bertahan di kaki saja dan menjaga jarak juga,” kata Adrian menambahkan.
Menghadapi Alex Silva merupakan mimpi Adrian sejak lama. Sejak duduk di bangku kuliah, petarung 28 tahun tersebut mengaku telah menyaksikan Silva bertanding di ONE. Dalam beberapa kesempatan, Adrian pun mengutarakan niatnya untuk menghadapi sang idola sejak beberapa tahun lalu.
"Saat saya masih kuliah, saya sering menonton laganya di ONE. Dia dulu mantan juara dunia dan sampai sekarang adalah salah satu grappler terbaik di ONE. Dari situ saya bermimpi untuk berhadapan dengan idola saya,” kata petarung yang berjuluk Papua Badboy itu.
Kemenangan akan menjadi sebuah pencapaian terbesar dalam karier Adrian sejak terjun ke kancah MMA profesional. Mengalahkan Alex Silva bisa berarti melengserkan namanya dari peringkat ONE Championship.
Adrian Mattheis, berdasarkan data dari ONE Championship, Rabu merupakan satu dari dua petarung Indonesia yang bakal unjuk kemampuan di laga tersebut. Satu lagi adalah Eko Roni Saputra yang akan berhadapan dengan petarung Kamboja, Chan Rothana.
Harapan petarung asal Papua untuk mengalahkan lawan memang bukan tanpa alasan. Adrian Mattheis selama ini dikenal sebagai pencetak KO. Dari sembilan kemenangan yang telah ia raih, empat datang lewat KO/TKO dan empat lewat submission. Satu kemenangan lain diraih lewat keputusan juri.
Meski memiliki tekad tinggi, Adrian Mattheis harus tetap waspada mengingat calon lawan asal Brazil itu dikenal sebagai grappler yang handal dan merupakan pemilik sabuk hitam BJJ. Saat ini, Alex Silva memegang rekor sebagai pemilik kemenangan submission terbanyak di kelasnya yaitu delapan.
“Karena saya akan berhadapan dengan seorang grappler, saya fokus untuk tidak bermain di ranah lawan. Saya akan membawa pertandingan jadi adu pukul. Ketika dia mencoba take down, saya bisa menanganinya dan tetap berlaga di atas. Tapi jika saya di bawa ke bawah, saya tetap bisa mengimbangi dia toh,” kata Adrian Mattheis dalam keterangan resminya.
Dengan modal sebagai mantan juara dunia BJJ, kemampuan Alex Silva dalam mengunci lawan tentu tidak bisa diragukan. Namun, Adrian percaya kekuatan pukulan serta tendangan miliknya bisa jadi faktor pembeda saat menghadapi atlet 39 tahun tersebut.
“Sudah pasti kita akan baku tumbuk, ya! Pokoknya saya mencoba untuk bertahan di atas dan terus bertukar pukulan. Saya niatnya untuk bertahan di kaki saja dan menjaga jarak juga,” kata Adrian menambahkan.
Menghadapi Alex Silva merupakan mimpi Adrian sejak lama. Sejak duduk di bangku kuliah, petarung 28 tahun tersebut mengaku telah menyaksikan Silva bertanding di ONE. Dalam beberapa kesempatan, Adrian pun mengutarakan niatnya untuk menghadapi sang idola sejak beberapa tahun lalu.
"Saat saya masih kuliah, saya sering menonton laganya di ONE. Dia dulu mantan juara dunia dan sampai sekarang adalah salah satu grappler terbaik di ONE. Dari situ saya bermimpi untuk berhadapan dengan idola saya,” kata petarung yang berjuluk Papua Badboy itu.
Kemenangan akan menjadi sebuah pencapaian terbesar dalam karier Adrian sejak terjun ke kancah MMA profesional. Mengalahkan Alex Silva bisa berarti melengserkan namanya dari peringkat ONE Championship.