Makassar (ANTARA) - Sebanyak 19 orang anak down syndrome atau anak dengan kelainan genetik yang menyebabkan penderitanya memiliki tingkat kecerdasan yang rendah dan kelainan fisik yang khas di Sulawesi Selatan tengah mengikuti pelacakan medis (skrining) untuk sunat massal yang digelar dalam rangka memperingati Hari Down Syndrome Internasional setiap tanggal 21 Maret.

Belasan anak itu mengikuti skrining sejak Senin (21/3) hingga dua hari ke depan di RSUP Wahidin Sudirohusodo untuk menentukan status bisa atau tidak bisa melakukan sunat.

Ketua Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Komunitas Orangtua Anak dengan Sindroma Down (KOAS) Andi Rahmatullah di Makassar, Senin, mengatakan anak down syndrome harus melalui serangkaian pemeriksaan seperti jantung, tiroid dan melakukan foto torax sebagai kebutuhan anastesi kesehatan sebelum dilakukan sunat.

"Bahkan ada pemeriksaan darah. Jadi sehari sebelum dibius, dokter harus tahu riwayat anak karena umumnya anak down syndrome memiliki penyakit bawaan, sehingga para dokter tidak akan mengambil tindakan jika tidak lengkap pemeriksaannya," urai Andi.

Terkait pelaksanaan sunat massal bagi anak-anak istimewa tersebut, pihak LKSA KOAS juga telah melakukan audiensi dengan Gubernur Sulawesi Selatan untuk mendapat dukungan dalam pelaksanaan sunat massal.

Andi mengungkapkan bahwa Pemerintah Provinsi Sulsel telah menyatakan kesiapannya dalam mendorong anak-anak berkebutuhan khusus itu tetap dilindungi kesehatannya melalui kepemilikan BPJS Kesehatan bagi mereka yang belum memiliki KIS dan menjadi masyarakat pra sejahtera.

"Alhamdulillah selama ini setelah ada KOAS, pemerintah sangat respons ke anak-anak down syndrome, sudah difasilitasi dan dijaga kesehatannya di masa pandemi lewat vaksinasi. Sebagian besar dari anak-anak kami yang layak vaksin, kini telah divaksin," ujar dia.

Andi mengatakan pendaftaran Sunat Massal yang telah dibuka sejak Februari menjadi terbatas lantaran proses penentuan layak sunat bukan hal mudah. 

"Apalagi kemarin beberapa dari anak-anak tidak memiliki BPJS Kesehatan dan setelah itu, juga diketahui bahwa sunat malah tidak ditanggung BPJS," ujarnya.

Namun, pemerintah kembali memberikan jaminan tanggungan kepada anak-anak istimewa tersebut memperoleh hak kesehatan melalui sunat massal yang secara keseluruhan ditanggung oleh RSUD Sayang Rakyat.

Termasuk pada pelaksanaan skrining yang ditanggung sepenuhnya oleh RSUP Wahidin Sudirohusodo. Sementara kegiatan Sunat Massal ini direncanakan akan digelar pada akhir Maret nanti.

"Harapan kita, anak-anak down syndrome ini bisa seperti anak reguler lainnya yang memiliki skill untuk pengembangan diri," tambah Andi.

Pewarta : Nur Suhra Wardyah
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024