Mamuju (ANTARA News) - Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Barat, menyiapkan anggaran untuk pembangunan 75 unit rumah sederhana bagi Komunitas Adat Terpencil suku Bunggu di Kabupaten Mamuju Utara.

"Tahun ini pemerintah provinsi Sulbar melalui Dinas Sosial (Dinsos) Sulawesi Barat (Sulbar) akan mengalokasikan anggaran sebesar Rp100 juta untuk kebutuhan 50 unit rumah Komunitas Adat Terpencil (KAT) suku Bunggu di Kabupaten Mamuju Utara (Matra)," kata Kepala Seksi Pemberdayaan Keluarga Fakir Miskin dan Komunitas Adat Terpencil Dinas Sosial (Dinsos) Sulbar, Muh. As'at di Mamuju, Kamis.

Menurut dia, anggaran senilai Rp100 juta ini dibiayai melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) tahun anggaran 2011. Sedangkan untuk tambahan 25 unit rumah sederhana KAT akan didanai melalui APBD Kabupaten Matra.

"Pemprov Sulbar dan pemkab Matra sharing program untuk pembangunan rumah sederhana KAT untuk masyarakat suku Bunggu. Makanya, total rumah sederhana ini mencapai 75 unit di 2012,"tutur dia.

As'at mengatakan, setiap unit rumah akan dialokasikan dana sekitar Rp20 juta yang diharapkan bisa meringankan beban ekonomi masyarakat adat terpencil yang ada di Matra.

Ia menyampaikan, sasaran pembangunan rumah sederhana KAT ini akan dibangun di daerah Dusun Sinawa, Kecamatan Pasangkayu, Mamuju Utara.

"Populasi masyarakat suku Bunggu dari tahun ke tahun terus bertambah. Makanya, program ini diprediksi akan terus berlanjut karena sampai sekarang ini masih banyak masyarakat suku Bunggu belum memiliki pondokan yang layak," jelasnya.

Keterbatasan anggaran, kata dia, menyebabkan program pembangunan rumah sederhana KAT untuk suku Bunggu tidak bisa langsung tertangani hingga 100 persen.

"Pemerintah melaksanakan program ini secara bertahap. Kita harap, program ini bisa membantu masyarakat terpencil untuk hidup layak dengan rumah sederhana itu," kata As'at.

Ia menambahkan, selama ini suku Bunggu sangat primitif dan bahkan sebagian masih ada yang menetap diatas pohon walaupun jumlahnya sudah sangat kecil.

"Masyarakat suku Bunggu sudah berbaur dengan masyarakat umum lainnya. Dulu mereka masih hidup berpindah-pindah dan menetap diatas pohon sebelum pemerintah memberikan perhatian terhadap suku Bunggu," pungkasnya. 
(T.KR-ACO/R010) 









Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024