Makassar (ANTARA News) - Budawayan Sulsel Prof Dr Andi Ima Kesuma mengatakan, aksi demonstrasi yang menjurus ketindakan anarkis sudah mengabaikan sikap memanusiakan manusia.
"Sikap memanusiakan manusia atau "Sipakatau" dalam budaya Bugis-Makassar, apabila diterapkan tentu tidak akan terjadi aksi anarkis dalam menolak kenaikan harga BBM," kata Andi Ima di Makassar, Jumat.
Menurut guru besar Universitas Negeri Makassar ini, mahasiswa maupun masyarakat dalam menyampaikan aspirasi tidak perlu terjadi gesekan di lapangan apabila sikap saling menghargai itu ada.
Namun kenyataan di lapangan, hal itu sangat sulit dicapai, karena aksi massa sulit mengontrol emosi.
Disisi lain, lanjut Ima, anggota dewan selaku wakil rakyat seharusnya menjadi garda terdepan dalam menyampaikan aspirasi rakyat.
"Bukan justeru berusaha menyelamatkan diri dan menjauhi rakyat yang ingin menyampaikan aspirasinya," katanya.
Berkaitan dengan hal tersebut, dia mengatakan, sikap saling menghargai dan memanusiakan itu sangatlah penting dalam hubungan rakyat dan perwakilannya di DPR atau DPRD.
Menurut dia, selain komunikasi tidak dapat terbangun dengan baik antara rakyat dan perwakilannya ataupun dengan pengambil kebijakan, akhirnya aksi turun ke jalan tidak dapat dibendung lagi.
"Karena melalui cara itulah, mereka berpikir baru akan didengar apirasinya, padahal jika rumah rakyat berfungsi dengan baik, itu tidak perlu terjasi," katanya. (T.S036/E001)
"Sikap memanusiakan manusia atau "Sipakatau" dalam budaya Bugis-Makassar, apabila diterapkan tentu tidak akan terjadi aksi anarkis dalam menolak kenaikan harga BBM," kata Andi Ima di Makassar, Jumat.
Menurut guru besar Universitas Negeri Makassar ini, mahasiswa maupun masyarakat dalam menyampaikan aspirasi tidak perlu terjadi gesekan di lapangan apabila sikap saling menghargai itu ada.
Namun kenyataan di lapangan, hal itu sangat sulit dicapai, karena aksi massa sulit mengontrol emosi.
Disisi lain, lanjut Ima, anggota dewan selaku wakil rakyat seharusnya menjadi garda terdepan dalam menyampaikan aspirasi rakyat.
"Bukan justeru berusaha menyelamatkan diri dan menjauhi rakyat yang ingin menyampaikan aspirasinya," katanya.
Berkaitan dengan hal tersebut, dia mengatakan, sikap saling menghargai dan memanusiakan itu sangatlah penting dalam hubungan rakyat dan perwakilannya di DPR atau DPRD.
Menurut dia, selain komunikasi tidak dapat terbangun dengan baik antara rakyat dan perwakilannya ataupun dengan pengambil kebijakan, akhirnya aksi turun ke jalan tidak dapat dibendung lagi.
"Karena melalui cara itulah, mereka berpikir baru akan didengar apirasinya, padahal jika rumah rakyat berfungsi dengan baik, itu tidak perlu terjasi," katanya. (T.S036/E001)