Mamuju (ANTARA News) - Sejumlah petani kakao di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, mengaku pasrah lantaran harga komoditi unggulan aerah ditu tak kungjung naik.

"Sudah sebulan terakhir ini harga kakao tak pernah naik dan malah harga yang diberlakukan pedagang pengumpul justru turun,"kata Malik, salah seorang petani kakao asal Desa Patti'di, Kecamatan Simboro, Mamuju, Sabtu.

Menurutnya, harga kakao sekarang ini hanya mampu dibeli oleh pedagang pengumpul sekitar Rp16.000/kilogram.

"Jika kita bandingkan dengan kondisi harga kakao pada Maret 2012, maka kondisi harga sekarang ini turun sekitar Rp1.500 karena harga sebelumnya maih bisa dibeli sekitar Rp17.500/kilogram, "terangnya.

Kondisi ini, tentu semakin tidak menguntungkan petani kakao yang ada di Mamuju.

"Kami tetap menjual komoditi kakao kepada pedagang pengumpul walaupun harganya relatif murah. Ini terpaksa kami jual kakao karena kebutuhan keluarga semakin mendesak,"ungkapnya.

Malik menyampaikan, dirinya tak mungkin menampung kakao dalam waktu lama karena kebutuhan ekonomi juga telah mendesak.

Senada dikatakan, Halim, salah seorang petani kakao lainnya juga mengaku pasrah dengan kondisi harga.

"Kita hanya berharap pemerintah bisa mendorong agar harga komoditi kakao bisa menguntungkan petani,"ucapnya.

Sebelumnya, H. Burhanuddin, salah seorang pedagang pengumpul hasil bumi mengatakan, turunnya komoditi ekspor ini dipengaruhi perkembangan harga dunia dan berbagai faktor pemicu lainnya.

Menurut dia, anjloknya harga kakao sudah berlangsung lama bahkan pada beberapa bulan yang lalu harga komoditi kakao masih bisa dilakukan pembelian dengan kisaran Rp17.500/kg.

"Kami belum bisa memprediksi apakah pekan mendatang harga kakao bisa bergerak naik atau justru semakin anjlok," ucapnya.

Burhanuddin mengatakan, produksi hasil panen kakao milik petani pun mengalami penurunan. Ini ditandai dengan sulitnya pedagang pengumpul untuk melakukan pembelian.

"Sekarang ini kami sulit mendapatkan biji kering buah kakao yang dijual petani. Jika kita hitung-hitung hanya satu hingga dua orang saja yang menjual kakao dengan jumlah yang banyak. Selebihnya, hanya menjual dengan jumlah kiloan," ujarnya.

Kemungkinan besar kata dia, hasil panen petani akan membaik pada masa panen raya antara Mei hingga Juni. Tetapi, itu sangat tergantung apakah tanaman petani tidak lagi terserang hama penyakit penggerak buah kakao. 
(T.KR-ACO/S016) 

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024