Makassar (ANTARA) - Bupati Bone Andi Fashar Padjalangi berinisiatif menghadirkan produk hukum dalam bentuk peraturan daerah (perda) guna memperkuat lembaga adat dan Taman Bumi (Geopark) di Tanah Bone sebagai bagian dari upaya pengembangan budaya.

Andi Fashar Padjalangi melalui keterangannya yang diterima di Makassar, Kamis, mengatakan payung hukum dibutuhkan untuk penguatan lembaga adat, termasuk orang-orang yang akan mengisi nantinya harus lebih selektif dalam menjalankannya, yakni mereka yang paham budaya, adat istiadat Suku Bugis di Bone.

"Harus legal sebagai produk hukum, dan sejauh mana pekerjaan terkait adat dan siapa yang bisa masuk. Harus yang betul-betul paham adat dan budaya” kata Fashar

Ia juga telah menegaskan hal itu saat membuka kegiatan Focus Group Discussion (FGD) tentang penguatan Lembaga Adat, dan Taman Bumi (Geopark) Bone yang diprakarsai Perkumpulan Wija Raja Perwira Bone La Pantai Matanna Tikka, di Hotel Novena Bone, pada Rabu (4/5).

Fashar yang juga menjadi Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Fisip Unhas itu mengatakan secara pribadi sebagai wija (keturunan) raja, Fashar juga berharap pemimpin Bone ke depan bisa melanjutkan gagasan-gagasan pengembangan adat dan budaya di Bone.

Apalagi, modal dasar Bone menjadi ikon kebudayaan di tanah air cukup besar. Bone sebagai daerah yang besar serta kaya akan nilai-nilai, adat dan budaya menjadi pondasi kuat untuk mewujudkannya. 

"Jangankan daerah lain di Nusantara, Bone sebagai sebuah kerajaan besar dulu sangat dihargai bahkan sampai di luar negeri.  Namun jangan membentuk kerajaan, sebab kita jadi kerdil. Tapi untuk peningkatan kebudayaan misalnya lembaga adat, sangat menjadi prioritas,” ujar Fashar.

Pada FGD tentang penguatan Lembaga Adat, dan Taman Bumi (geopark) Bone itu, hadir pakar geologi dan geopark Unhas Prof Asri Jaya sebagai narasumber. 

Dalam ulasannya, ia menjelaskan konsep Bone Geopark mencakup seluruh potensi wisata alam dan budaya yang di dalamnya menjadi satu kawasan geopark.

”Salah satu geologi yang unik di Indonesia ada di Sulsel. Seperti potensi  air panas dan sejumlah cagar dan benteng tua,” kata Prof Asri. 

Menurut dia, falsafah geopark menciptakan kedekatan antara manusia dan alam.

Dosen Arkeologi FIB Unhas Yadi Mulyadi menambahkan, geopark di Indonesia sebenarnya bisa dilihat di Bone, yang mana nilai-nilai luhur bagaimana memuliakan bumi dan menyejahterakan masyarakat merupakan cerminan taman bumi yang dapat memicu pertumbuhan ekonomi.

"Untuk pengembangan geopark maka secara regulasi atau aturan harus jelas. Peningkatan kesejahteraan tanpa merusak alam. Nilai gotong royong  yang terimplementasi dalam konsep kekinian,” urainya.

Pewarta : Nur Suhra Wardyah
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024