Mamuju (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat melibatkan 480 orang Pendamping Keluarga Nusantara Bergerak dalam misi pencegahan stunting atau kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi di seribu hari pertama kehidupan anak atau juga dikenal dengan sebutan kekerdilan. 

"480 orang Pendamping Keluarga Nusantara Bergerak itu direkrut pemerintah untuk menjalankan misi pencegahan stunting di Kabupaten Mamuju," kata Bupati Mamuju Sutinah Suhardi, di Mamuju, Sabtu.

Ia mengatakan misi pencegahan stunting melalui pelibatan Pendamping Keluarga Nusantara Bergerak ini juga dilaksanakan di 514 Kabupaten/kota di Indonesia.

Pembentukan Pendamping Keluarga Nusantara Bergerak itu merupakan tindak lanjut dari Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting. 

Misi utamanya yakni mendampingi tiga kelompok sasaran masyarakat, dalam upaya menurunkan angka prevalensi stunting di daerah. 

"Setiap desa di Mamuju akan dikerahkan tiga orang pendamping, dan akan mendampingi tiga kelompok masyarakat di desa yakni calon pengantin, ibu hamil dan ibu pascamelahirkan," katanya.

Ia berharap dengan program tersebut generasi yang lahir di Kabupaten Mamuju dan daerah lainnya di Indonesia sehat dan berkualitas.

"Tim Pendamping haruslah berkompeten dan bertanggung jawab dalam mengemban amanah sebagai penyuluh yang benar-benar turun ke masyarakat, agar dapat mendampingi kelompok rentan stunting," katanya.

Amanah lainnya yakni membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya melakukan pencegahan stunting demi lahirnya generasi emas yang sehat dan berprestasi. 

Ia menambahkan, Pemerintah Kabupaten Mamuju juga akan melaksanakan program penunjang peningkatan derajat kesehatan masyarakat, untuk dapat menekan resiko terjadinya stunting

Pewarta : M.Faisal Hanapi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024