Makassar (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, menjajaki potensi peta jalan kakao lestari untuk mengembalikan kejayaan kakao beberapa tahun silam di daerah ini.

Sekretaris Daerah Kabupaten Luwu Utara Armiadi melalui keterangannya di Makassar, Selasa, menjelaskan bahwa Luwu Utara perlu bekerja sama dalam pengembangan Penyusunan Peta Jalan dan Skenario Komoditas Kakao Berkelanjutan melalui diskusi kelompok terpumpun dan mengundang berbagai pihak yang terlibat.

"Hal ini kita lakukan agar seluruh pihak terkait berkesempatan untuk saling bertukar pikiran dan pendapat secara aktif dan terbuka," kata dia.

Untuk mendukung proses Penyusunan Peta Jalan Kakao Lestari, Pemkab Luwu Utara melalui Bappelitbanda bersama ICRAF Indonesia berkolaborasi dengan MARS, Incorporated dan Rainforest Alliance-UTZ sebagai mitra kunci.

Mereka telah melakukan Diskusi Kelompok Terpumpun (FGD) Peta Jalan dan Skenario Komoditas Kakao Berkelanjutan yang dilaksanakan 30-31 Mei 2022 di Kantor Bupati Luwu Utara. Kegiatan ini dihadiri 30 orang peserta yang terdiri atas kepala OPD terkait, industri, LSM, akademisi, dan media.

Diskusi dua hari ini diharapkan dapat membangun kesepakatan serta pemahaman bersama untuk kelanjutan pembangunan strategi, kerangka kerja, monitoring, evaluasi peta jalan untuk mendukung, dan berkomitmen dalam menuju kejayaan kakao di kabupaten ini.

"Hal ini selaras dengan program unggulan Bupati Luwu Utara dan potensi daerah di mana perkebunan memiliki kontribusi besar terhadap pembangunan daerah," kata Armiadi.

Armiadi menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta FGD yang berpartisipasi aktif dan menyampaikan komitmen bersama untuk terus terlibat dalam pengembangan penyusunan peta jalan dan skenario kakao lestari.

Pembelajaran, monitoring, dan evaluasi akan terus dilakukan guna meningkatkan, melancarkan, mempercepat proses kesepakatan intervensi, dan penyusunan aktivitas peta jalan kakao lestari di Luwu Utara.

"Sehingga ini menjadi cikal bakal hadirnya kesejahteraan bagi petani kakao di Luwu Utara," ujarnya.

Kegiatan ini merupakan bagian Program Riset-Aksi Sistem Pertanian Berkelanjutan di Lanskap Tropis Asia atau Sustainable Farming System in Asian Tropical Landscapes (SFITAL).

Feri Johana, peneliti Green Growth Planning and Policy Specialist di ICRAF Indonesia mengungkapkan bahwa ini merupakan lanjutan dari pertemuan terdahulu, setelah mencapai kesepakatan terkait kriteria prinsip dan indikator, maka perlu ada strategi, menyinergikan, dan kesepahaman terhadap capaian dalam mengembalikan kejayaan kakao Luwu Utara dengan peta jalan kakao lestari dan berkelanjutan.

Ia menambahkan perlu ada strategi untuk koordinasi, sinergi dengan para pihak, pendampingan, dan intervensi yang tepat. Hal ini dapat diupayakan dengan meningkatkan beberapa aspek, di antaranya aspek produksi, penguatan kelembagaan, dan daya saing.

"Seperti harapan dan aspirasi para pihak di Luwu Utara, peta jalan ini akan memandu dan membantu untuk memahami potensi-potensi dan skenario menuju kakao berkelanjutan," ujar dia.

Pewarta : Nur Suhra Wardyah
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024