Makassar (ANTARA News) - Harga gula kristal putih di sejumlah pasar tradisional Makassar naik hingga 30 persen sejak satu bulan terakhir, akibat kelangkaan dan pembatasan distribusi barang dari distributor ke pedagang.

"Harga gula pasir sudah naik, dari Rp10 ribu naik menjadi Rp13 ribu perkilogram sampai sekarang, kemungkinan akan ada lagi kenaikan harga disebabkan kurang barang," kata Abdul Rahman, pedagang ditemui di pasar Pabaeng-baeng Makassar, Selasa.

Ia menyebutkan, harga gula kristal putih atau gula pasir secara perlahan mulai mengalami kenaikan dari harga sebelumnya persak diketahui Rp458 ribu, kemudian naik menjadi Rp520 ribu hingga menembus Rp620 persak pertanggal 12 Juni 2012.

"Kita berharap Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) segera mengontrol harga sehingga tidak terus mengalami kenaikan dan turun tangan pada masalah ini. Ini bisa merugikan pedangang dan konsumen apalagi menjelang bulan Ramadhan," ungkapnya.

Terkait dengan ditariknya gula rafinasi dari pasaran dan diperuntukkan dipakai pada industri pengolahan makanan, dia menyanyangkan hal itu.

"Sejak ditariknya gula rafinasi banyak pedagang mengeluh sehingga memicu kenaikan harga gula pasir. Gula rafinasi adalah penyeimbang harga gula pasir yang ada sekarang meskipun sudah menjadi rahasia umum gula rafinasi dijual di pasar, tetapi itu cukup membantu pedagang dan konsumen," akunya.  

Senada, Rahim pedagang pasar Terong Makassar mengatakan, kenaikan harga gula pasir hampir merata di sejumlah pasar tradisional. Beberapa pedagang mengakui harga gula semakin hari terus mengalami kenaikan, sehingga para pelanggan terpaksa menjual dengan harga modal dasar.

"Kami terpaksa menjual harga modal meskipun keuntungan sangat kecil, takutnya pelanggan pada pergi. Kalau mau jujur gula rafinasi sangat membantu pedangang dan para konsumen meskipun itu dilarang dijual bebas dan hanya untuk industri," ucapnya.

Terpisah, Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Makassar Dedi Harmadi berkilah bahwa harga gula dipasaran masih dalam keadaan stabil. Kalaupun ada kenaikan itu bersifat normal dan tidak menjadi persoalan yang mengangu stabilitas harga.

"Kenaikan itu tidak seberapa. Dari harga dasar masih stabil antara Rp11 ribu - Rp12 ribu perkilogram dari hasil pantauan. Kita terus mengawasi ketersediaan gula meskipun kita khawatir persedian semakin menipis," ungkapnya.

Mengenai stok, kata dia, sekitar 8 ribu ton yang telah disiapkan dan bisa bertahan hingga satu bulan kedepan. Kenaikan harga gula yang terjadi saat ini, lanjutnya, akibat pengaruh pembatasan gula impor yang didatangkan dari luar negeri.

"Stok masih aman hingga akhir bulan berdasar data PT Perusahaan Indonesia. Untuk mengantisipasi adanya kelangkaan menjelang bulan ramadhan kita tambah hingga 20 persen persedian yang didatangkan dari Jawa dan kalimantan. Kita juga akan mengelar bazzar murah dan operasi pasar," katanya.

Sementara PT Makassar Tene salah satu produsen gula rafinasi telah mengikuti aturan Pemerintah untuk mendistribusikan hanya untuk kalangan industri makanan. Namun bila nantinya diminta pemerintah agar melakukan stabitas gula agar tidak terjadi kelangkaan pihaknya siap membantu.

"Kita sudah menjalankan aturan sesuai yang diatur pemerintah. Kalau memang gula mengalami kenaikan dan langka dipasaran kami siapa mendistribusikan untuk membantu termasuk adanya lonjakan harga dan kelangkaan," papar Direktur PT Makassar Tene Abuan Halim. (T.KR-DF/S016) 

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024