Mamuju (ANTARA  News) - Petani kakao di Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat, menuding pemerintah memberi bantuan bibit kakao Somatic Embryogenesis (SE) palsu dalam Gerakan Nasional Peningkatan dan Produksi dan Mutu (Gernas) Kakao.

Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Poli-Poli, Mas'ud di Mamuju, Kamis, mengatakan, selama ini petani telah menghabiskan energi untuk mengembangkan perkebunan kakao dalam mendukung Gernas Kakao sejak 2008.

"Sudah tiga tahun Program Gernas dijalankan oleh petani. Sayangnya, bibit SE kakao bantuan pemerintah hasilnya mengecewakan," kata dia.

Mestinya, kata dia, bibit SE kakao yang ditanam petani di Mamuju itu setidaknya telah bisa berbuah. Namun, bibit tersebut sampai sekarang ini belum berbuah sehingga petani curiga itu palsu.

"Petani kakao sangat kecewa karena tanaman kakao hasil bibit SE yang didatangkan dari Jember, Jawa Timur dengan anggaran bernilai miliaran rupiah setiap tahun anggaran belum memberikan hasil nyata. Ini kan tak ada bedanya dengan menipu petani," kata dia.

Karena itu, kata dia, petani merasa dirugikan karena sedianya kebun kakao itu telah bisa menghasilkan buah.

"Ini yang menjadi alasan kenapa petani melakukan aksi demo secara besar-besaran di kantor gubernur," tutur Mas'ud yang juga menjadi tenaga pendamping kelompok tani kakao Mamuju.

Terpisah, Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Sulbar, H Muktar Bello, membantah bibit SE kakao itu palsu.

"Tidak benar jika bantuan pemerintah berupa itu palsu. Kualitas bibit SE kakao yang didatangkan dari Jember telah melalui tahap penelitian," kata dia.

Mukthar menyampaikan, ada beberapa sampel bibit SE kakao yang ditanam petani di Kabupaten Polman telah menghasilkan buah kakao.

Saya juga heran jika ada tanaman kakao yang belum berbuah dari bantuan bibit SE kakao di Mamuju karena sebagian besar petani kakao di Polman justeru sudah bisa menikmati hasil panen kakao mereka," ungkapnya.
(T.KR-ACO/A013/) 



Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024