Makassar (ANTARA News) - Kepala Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Makassar Hermansyah mengatakan, penolakan produk pertanian Sulawesi Selatan ke negara tujuan ekspor, cenderung meningkat.

"Belakangan ini kasus-kasus penolakan terhadap beberapa produk dan bahan asal pertanian Indonesia, termasuk dari Sulsel ke negara tujuan cenderung meningkat," kata Hermansyah di Makassar, Senin.

Menurut dia, alasan penolakan produk pertanian tersebut, karena produk asal daerah ini belum bebas dari hama penyakit tertentu.

Sebagai gambaran, produk kakao asal Sulsel ditolak importir Korea beberapa waktu lalu dengan alasan, mengandung penyakit. Beberapa waktu berselang, jenis produk yang sama dikirim ke Jenewa, ternyata dinyatakan tidak mengandung penyakit.

Adanya perbedaan kesimpulan dan kebijakan dalam menetapkan hasil uji produk pertanian tersebut dinilai sebagai salah satu dampak perdagangan dan politik ekonomi global.

Berkaitan dengan hal tersebut, lanjut dia, pihaknya terus berupaya memberikan perlindungan masuknya berbagai macam penyakit tanaman dan hewan di daerah ini.

"Agar tumbuhan maupun hewan kita tidak terjangkit penyakit yang berasal dari luar," katanya.

Salah satu upaya itu, dengan mengetatkan ekspor dan impor buah. Apalagi impor buah dari pihak importir di daerah ini cukup tinggi seperti buah apel, melon, naga dan sebagainya. (T.S036/Y008) 

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024